Monday 20 February 2017

Khutbah Idul Fitri 1437 H Prof. Muzakkir, MA



اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَللهُ اَكْبَرُx9 اَللهُ اَكْبَرُكَبِيْرًا وَالْحَمْدُلِلَّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةَ وَأَصِيْلًا لَااِلَهَ اَلَا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَعَبَدَهُ وَاَعَزَّجُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَاءَ وَحْدَهُ. لَااِلَهَ اِلَااللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدِ.
اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِى جَعَلَ الْيَوْمَ عِيْدًا لِعِبَادِهِ الْمُؤْمِنِيْنَ وَخَتَمَ بِهِ شَهْرَ الصِيَامِ لِلْمُخْلِصِيْنَ. اَشْهَدُ اَنْ لَّا اِلَهَ اِلَّااللهَ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً تُطَهِّرُالْقُلُوْبَ مِنَ الْخَشِ الْلَعِيْنَ. وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَطْوَعُ الْخَلْقِ لِرَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمُ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ الْمُجَاهِدِيْنَ. اَمَابَعْدُ فَيَاعِبَادَاللهِ اُوْصِيْكُمْ وَاِيَايَ بِتَقْوَى اللهُ فَانها شَعِارُالْمُتَّقِيْنَ وَوَصية الله للناس اجمعين.قال الله تعالى فى القرآن الكريم: اعوذ بالله من الشيطان الرجيم. بسم الله الرحمن الرحيم. وَلَوْ تَرَى إِذِ الْمُجْرِمُونَ نَاكِسُوْا رُءُوسِهِمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ رَبَّنَا أَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا فَارْجِعْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا إِنَّا مُوقِنُونَ    (١٢)
Kaum muslimin dan muslimat Jama’ah sholat Id Rahimakumullah
Pagi hari yang berbahagia ini, kita berkumpul bersama, untuk melaksanakan Sholat Idul Fitri, kita berusaha untuk mensucikan hati setelah sebulan lamanya kita berjuang menempuh perjalanan yang cukup melelahkan namun juga membahagiakan, yakni melaksanakan kewajiban imani, memenuhi panggilan Illahi, menunaikan tugas suci, berpuasa di bulan Ramadhan, bulan yang penuh rahmat dan berkah, bulan maghfirah dan ijabah, yang insya Allah dapat menghantarkan kita sebagai hamba-hamba Allah yang muttaqin. Amin Ya Rabbal A’lamin
اَللهُ اَكْبَر  2xوَلِلَّهِ الْحَمْدِ
 Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat, Rahimakumullah.
Sepanjang satu bulan “Ibadah Puasa” yang telah kita jalani tentunya telah memberikan pengalaman keagamaan yang cukup indah dalam kehidupan ini, terutama dalam peningkatan kwalitas iman, ilmu dan amal kepada Allah SWT. Kini bulan Ramadhan yang penuh rahmat dan berkah telah pergi meninggalkan kita, meninggalkan pesan moral, sejuta kenangan terindah bersama Allah sebagai bekal dan tuntunan dalam menjalani kehidupan ini.
Menandai akhir Ramadhan, mulai tadi malam kita gemakan kalimat tauhid, tahmid, dan tahlil. Sesungguhnya merupakan sebuah simponi yang indah yang mampu menggoncangkan kalbu, menggetarkan rasa dan meraga sukma, sehingga menyadarkan manusia akan kebesaran Allah dan kekecilan dirinya dihadapan Allah SWT.
اَللهُ اَكْبَر  2x لآاِلَهَ اِلَا اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ. اَللهُ اَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ.  
Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat, Rahimakumullah.
Hari ini adalah hari gembira, hari berbahagia bagi orang-orang yang berpuasa, hari penyerahan hadiah dari Allah SWT. Para malaikat turut mengucapkan selamat kepada orang-orang yang berhari raya.
Diriwayatkan oleh sa’d Ibnu Ausal-Anshari, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:
اذا كان يوم عيد الفطر وقنا الملآئكةعلى أبواب الطرق فنا دما: اغدوا يا معشرالمسلمين ألى رب كريم يمن بالخيرثم يثيب عليه الجزيل. لقد أمرتم بقيا م الليل فقمتم وأمرتم بصيام النهار فصتم وأطعتم ربكم
فأقبضو اجرا ئزكم فأذا صلوا نادى منادى ألا ان ربكم قدغفرلكم فارجعوا راشدين ألى رحالكم فهويوم الجائزة ويسمّى ذلك اليوم فى السمأ يورالجائزة (رواه الطبرانى فى الكبير)
Artinya: “Apabila telah tiba Hari raya Idul fitri, berdirilah para malaikat berjejer di sepanjang jalan, sambil berseru, “wahai kaum muslimin, bergegaslah menuju Tuhan Yang Maha Mulia, yang menaburkan kebajikan dan memberikan pahala yang berlipat ganda. Kamu telah diperintahkan Qiyamul-lail (beribadah di malam hari), lalu kamu laksanakan, kamu diperintahkan berpuasa, kamu menjalankannya, kamu patuh pada perintah Tuhanmu. Sekarang, terimalah hadiahmu! Apabila mereka telah selesai shalatnya, berdirilah seorang penyeru mengatakan “ketahuilah bahwa Tuhanmu telah mengampunimu, kembalilah dengan tenang dengan kendaraanmu. Hari ini adalah hari pemberian “hadiah”. Dan dilangit pun, hari ini disebut dengan hari hadiah” (HR. Tabrani).
Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat, Rahimakumullah.
Madrasah Rohaniyah ramadhan merupakan proses panjang yang telah kita lakukan selama ramadhan untuk menata hati, menghidupkan rasa, dan mencerdaskan intelektual dalam upaya lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan harapan dan doa semoga dengan segala mujahadah (kesungguhan), keseriusan, dan pengorbanan serta keikhlasan dalam menjalankan ibadah selama ramadhan itu akan mengantarkan kita menjadi pribadi takwa kembali kepada kesucian diri (fitrah) sebagai manusia baru dengan kehidupan baru dan peradaban yang baru.
Dalam satu kesempatan, Sahabat bertanya kepada Nabi Muhammad SAW:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُسْرٍ رضي الله عنه أَنَّ أَعْرَابِيًّا قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ خَيْرُ النَّاسِ قَالَ «مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ» رواه الترمذى
Artinya: “Abdullah bin Busr radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa ada seorang Arab Badui berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: “Wahai Rasulullah, siapakah sebaik-baik manusia?” beliau menjawab: “Siapa yang paling panjang umurnya dan baik amalannya.” Hadits riwayat Tirmidzi dan dishahihkan oleh al-Albani di dalam Shahihut Targhib wat Tarhib (no. 3363).
Tentunya yang paling jahat yaitu orang yang panjang umurnya tetapi semakin hari semakin tidak baik akhlaknya, semakin tidak baik ubudiyahnya kepada Allah, dalam segala hal kebaikannya terus berkurang.





اَللهُ اَكْبَر  2xوَلِلَّهِ الْحَمْدِ
Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat, Rahimakumullah.
Berdasarkan pendekatan Al- Qur’an dan hadis, setidaknya ada 3 ciri orang yang kembali kepada fitrah (Idul Fitri), setelah menempuh madrasah ruhaniyah Ramadhan semoga kita meraihnya:
1. Senantiasa melakukan amal shalih (kesholehan sosial). Menebarkan kebajikan, cinta dan kemaslahatan yang bisa dirasakan dan bermanfaat bagi orang lain. Tidak kalah pentingnya juga menjadi penyeru dan pejuang kebaikan dalam kehidupan yang selalu menebarkan salam dan perdamaian, mampu membangun jaringan sosial yang baik dalam hidup ini. Di dalam Al-Qur’an surah As-Sajadah ayat 12 Allah berfirman:
وَلَوْ تَرَى إِذِ الْمُجْرِمُونَ نَاكِسُو رُءُوسِهِمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ رَبَّنَا أَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا فَارْجِعْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا إِنَّا مُوقِنُونَ (١٢)
 Artinya: “nanti Muhammad engkau akan melihat orang yang berbuat kejahatan di muka bumi ini hingga ketika berhadapan kepada Allah mereka tersipu dan menunduk malu menghadap Allah. Dalam keadan seperti itu mereka berkata, ya Tuhan kami sudah mendengar adzab mu, tidak sanggup kami ya Tuhan menanggung adzab mu, tolong lah ya Tuhan kembali kan kami ke bumi sebentar saja dan akan melakukan yang terbaik,
Sayangnya itu hanya penyesalan yang tidak berguna lagi. Ulama sufi mengatakan, “dunia ini seperti sawah ladang, barang siapa yang menabur kebaikan pasti dia akan menuai hasil dari kebaiknya, dan jika ia menabur benih-benih kejahatan ia akan memetik penyesalan yang tidak berguna lagi.
Banyak nash-nash Hadis yang menyerukan pentingnya membangun kesholehan sosial di dalam kehidupan ini. Seperi beberapa riwayat berikut ini:
عَنْ اَنَسٍ بن مالك قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ: مَنْ لَقِيَ أَخَاهُ بِمَا يُحِبُّ لِيُسِرَّهُ بِذَالِكَ سَرَّهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Artinya: Anas bin Malik berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa bertemu saudaranya dengan membawa sesuatu yang dapat menggembirakannya, pasti Allah akan menggembirakannya pada hari kiamat.” (Thabrani dalam Mu’jam Shagir)
مَنْ نَصَرَ أَخَاهُ بِظَهْرِ اْلغَيْبِ نَصَرَهُ اللهُ فىِ الدُّنْيَا وَ اْلآخِرَةِ
Artinya: “Barangsiapa menolong saudaranya yang sedang ghaib (tidak berada di tempat) maka Allah akan menolongnya di dunia dan akhirat”. [HR al-Baihaqiy: 7637, ad-Dainuriy dan adl-Dliya’ al-Muqaddisiy. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: Hasan].
Ternyata dalam kehidupan ini kita harus membangun keseimbangan antara kesholehan individual spritual kepada Allah SWT (Habluminallah) dan kesholehan sosial (Hablumminannas) seperti dinyatakan dalam surat ali imran: 112.
ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُوا إِلَّا بِحَبْلٍ مِنَ اللَّهِ وَحَبْلٍ مِنَ النَّاسِ وَبَاءُوا بِغَضَبٍ مِنَ اللَّهِ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الْمَسْكَنَةُ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُوا يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ الْأَنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ ۚ ذَٰلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ
Artinya: Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas. (Ali Imran: 112).
Dalam satu hadis diceritakan tentang orang-orang yang muflis (bangkrut amal ibadahnya dihari akhirat) karena ternodanya hubungan hablumminannas.
أَتَدْرُوْنَ مَا الْمُفْلِسُ؟ قَالُوْا: الْمُفْلِسُ فِيْنَا مَنْ لاَ دِرْهَمَ لَهُ وَلاَ مَتَاعَ. فَقَالَ: إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي مَنْ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاَةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ، وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا، فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ. فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ، أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ
Artinya: “Tahukah kalian siapakah orang yang bangkrut itu?” Mereka menjawab: “Orang yang bangkrut di kalangan kami adalah orang yang tidak memiliki dirham dan tidak pula memiliki harta/barang.” Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa, dan zakat. Namun ia juga datang dengan membawa dosa kedzaliman. Ia pernah mencerca si ini, menuduh tanpa bukti terhadap si itu, memakan harta si anu, menumpahkan darah orang ini dan memukul orang itu. Maka sebagai tebusan atas kedzalimannya tersebut, diberikanlah di antara kebaikannya kepada si ini, si anu dan si itu. Hingga apabila kebaikannya telah habis dibagi-bagikan kepada orang-orang yang didzaliminya sementara belum semua kedzalimannya tertebus, diambillah kejelekan/ kesalahan yang dimiliki oleh orang yang didzaliminya lalu ditimpakan kepadanya, kemudian ia dicampakkan ke dalam neraka.” (HR Muslim no. 6522)
Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat, Rahimakumullah.
2. Meningkatkan Ubudiyah kepada Allah SWT (Kesholehan individual) membangun nilai-nilai ibadah yang lebih tinggi bersama Allah SWT (Hablumminallah). Nabi SAW adalah suri tauladan bagi kita dalam beribadah, sekalipun beliau habibullah (kekasih Allah) tapi luar biasa ibadahnya kepada Allah SWT, diceritakan dalam sebuah riwayat:
حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ قَالَ حَدَّثَنَا مِسْعَرٌ عَنْ زِيَادٍ قَالَ سَمِعْتُ الْمُغِيرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ إِنْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيَقُومُ لِيُصَلِّيَ حَتَّى تَرِمُ قَدَمَاهُ أَوْ سَاقَاهُ فَيُقَالُ لَهُ فَيَقُولُ أَفَلَا أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا
Artinya: Telah menceritakan kepada kami [Abu Nu'aim] berkata, telah menceritakan kepada kami [Mis'ar] dari [Ziyad] berkata; aku mendengar [Al Mughirah radliallahu 'anhu] berkata; "Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bangun untuk mendirikan shalat (malam) hingga tampak bengkak pada kaki atau betis, Beliau dimintai keterangan tentangnya. Maka Beliau menjawab: "Apakah memang tidak sepatutnya aku menjadi hamba yang bersyukur?" (HR. Bukhari No. 1062)

اَللهُ اَكْبَر  2xوَلِلَّهِ الْحَمْدِ
Dalam menjalankan ibadah ritual kepada Allah SWT ada tiga ruh (jiwa) dari ibadah itu yang harus terintegritas didalam jiwa kita yaitu:
1.      Ketaatan, seorang ahli ibadah harus benar-benar taat dalam ibadahnya dan kehidupan sosialnya sehingga ia tidak lagi berani melakukan kemaksiatan, kebatilan, dan kemungkaran, ia Istiqamah dalam ketaatan, tidak berpaling hati dalam kehidupan yang salah.
2.      Syukur, seorang ahli ibadah senantiasa bersyukur diatas segala nikmat yang Allah SWT berikan, ia tidak menyalahgunakannya apalagi mengingkari nikmat Allah SWT.
3.      Qurbah, seorang ahli ibadah itu selalu dekat dengan Allah SWT, merasa dilihat dan diawasi Allah SWT sehingga selalu berbuat yang terbaik mengutamakan kejujuran dan keadilan meskipun tiada orang yang melihatnya.
Didalam Alquran diceritakan kehancuran negeri saba’ dikarenakan mereka tidak taat, tidak bersyukur dan jauh dari Allah SWT
لَقَدْ كَانَ لِسَبَإٍ فِي مَسْكَنِهِمْ آيَةٌ جَنَّتَانِ عَنْ يَمِينٍ وَشِمَالٍ كُلُوا مِنْ رِزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوا لَهُ بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ (١٥) فَأَعْرَضُوا فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ سَيْلَ الْعَرِمِ وَبَدَّلْنَاهُمْ بِجَنَّتَيْهِمْ جَنَّتَيْنِ ذَوَاتَيْ أُكُلٍ خَمْطٍ وَأَثْلٍ وَشَيْءٍ مِنْ سِدْرٍ قَلِيلٍ (١٦(
Artinya: 15. Sungguh, bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Allah) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri, (kepada mereka dikatakan), "Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik (nyaman) sedang (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun.” 16. Tetapi mereka berpaling, maka Kami kirim kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit pohon Sidr. (QS: Saba 15-16)
Dalam dunia kerja, jika kita bekerja secara benar maka akan dinilai Allah SWT sebagai ibadah, dengan kriteria kerja sebagaimana berikut ini:
1.      Ikhlas karena Allah
2.      Kerja secara cerdas (profesional)
3.      Kerja keras dan tuntas
Dalam satu peristiwa, Sahabat Nabi yaitu Saad Bin Muaz Al Anshori terlihat oleh Nabi tangannya terluka. Rasul bertanya kepadanya ketika itu. Mengapa tanganmu terluka ya Sa’ad ?. Bukankah engkau seorang yang pandai besi. Kemudian nabi berkata, “Wahai Saad, berilah tanganmu kepadaku. Aku ingin menyentuh tangan mu. Lantas nabi menyentuh tangan saad, kemudian nabi mencium tangan si pandai besi itu. Sahabat nabi yang menyaksikan peristiwa itu terkejut, terheran-heran. Bagi mereka perbuatan Rasul itu dipandang aneh dan tidak biasa. Kemudian Rasul menjelaskan, “inilah tangan-tangan yang dicintai Allah dan tidak akan disentuh api neraka, bagaimana aku tidak menciumnya.”
Pekerjaan yang dilakukan dengan dasar ibadah untuk kebutuhan keluarga maka ini akan dicintai Allah Swt. Kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas sesungguhnya adalah bagian dari jihad kepada Allah SWT. kerja yang seperti ini bernilai ibadah yang tinggi. Memenuhi kebutuhan rumah tangga sepanjang dilakukan dengan penuh keikhlasan tentu tidak akan menjadi sia-sia, menjadi berkah dan bernilai ibadah.

Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat, Rahimakumullah.
3.      Hiasi hidup dengan nilai-nilai akhlakul karimah, nilai-nilai peradaban dan kesantunan, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Dalam sebuah hadis Nabi SAW bersabda:
أَكْمَـلُ الْمـُؤْمِنِيـْنَ اِيـْمَانـًا اَحْسـَنُهُمْ خُلُـقًا
Artinya: “Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah orang yang sempurna budi pekertinya.” (H.R. Tirmizi).
Ada tiga nilai luhur akhlakul karimah yang semestinya kita tumbukembangkan di dalam diri kita masing-masing bahkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yaitu; Amanah, rasa malu dan kasih sayang. Ketiga nilai ini adalah modal dasar yang akan menentukan seseorang apakah ia memiliki akhlakul karimah atau tidak. Ilmu setinggi apapun yang dimiliki seseorang, ilmu itu tak akan pernah membuat dirinya mulia tanpa akhlak. Bukan ilmu sesungguhnya yang membuat seseorang itu mulia atau tidak, yang membuatnya mulia adalah akhlaknya, baik kepada Allah ataupun kepada sesama manusia serta alam semesta. Sebagaimana yang pernah di sabdakan Rasulullah SAW.
خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ
Artinya:Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no:3289).
Inilah hidup yang bermakna. Hidup yang memberi arti bagi kehidupan orang lain. Keberadaannya selalu dinantikan karena kemanfaatan yang ditularkannya. Ketika ia tak ada, manusia mencarinya, merasa kehilangan ketiadaannya dan selalu merindukannya.
Alangkah bahagianya menjadi manusia yang dapat memberi manfaat bagi orang lain. Semoga hidup yang kita jalani di muka bumi ini dapat memberi banyak kemanfaatan bagi orang lain. Merekalah yang nantinya akan menjadi saksi akan kebaikan kita dihadapan Allah SWT.
Beberapa hadis nabi
مَنْ لَا يَرْحَمْ النَّاسَ لَا يَرْحَمْهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ
Artinya: Barang siapa tidak menyayangi manusia, maka Allah tidak akan menyayanginya (HR.Muslim).

اِرْحَمْ مَنْ فِي الأَرْضِ يَرْحَمْكَ مَنْ فِي السَّمَاءِ

Artinya: “Sayangilah makhluk yang ada dibumi, niscaya yang ada dilangit akan menyayangimu”. (Hadits Shahih, Riwayat ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir, Lihat Shahiihul jaami’ no. 896).
عَنْ أَبِي حَمْزَةَ أَنَس بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، خَادِمِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ) رواه البخاري ومسلم(
 Artinya: Dari Abu Hamzah, Anas bin Malik radhiyallahu anhu, pelayan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Tidak beriman salah seorang di antara kamu hingga dia mencintai untuk saudaranya apa yang dia cintai untuk dirinya sendiri”. [HR. Bukhari dan Muslim]
Jadilah kita seperti jarum yang mampu menyatukan yang becerai berai sehingga menjadi indah dan janganlah kita seperti gunting yang memisahkan sesuatu yang telah indah.
Ma’asyiral Muslimin Rahikumullah
Pada akhirnya, setelah bulan Ramadhan berlalu ditahun ini, marilah kita lebih meningkatkan kualitas iman, ilmu dan amal, sebab berhasilnya orang yang beramal dibulan ramadhan terlihat setelah Ramadhan itu berlalu. Dan marilah pada bulan syawal ini, kita saling bersilaturrahim dan berma’afan. Allah SWT berfirman dalam Alquran Surat Ali Imran 133-134
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (١٣٣) الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ (١٣٤)
Artinya: Bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa. (yaitu) orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan. (QS. Ali-Imran: 133-134).
كل بنى ادم خطأ وخير الخطائين التوابون (رواه مسلم)
Artinya: “Setiap manusia itu bersalah, dan sebaik-baiknya orang yang bersalah (berdosa) adalah taubat” (HR. Muslim).
Akhir ramadhan bukanlah akhir dari segala-galanya. Tapi kita akan memulai kehidupan yang baru, perubahan baru sebagai manusia baru.
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَا مِ الدَّهْرِ
Artinya: “Barang siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh”. (HR. Muslim)
Tidak ada seorang manusia pun yang luput dari dosa dan kesalahan, mari kita hamparkan tikar perdamaian, kemudian kita ulurkan tangan untuk saling berjabatan, sambil kita ucapkan dengan penuh khidmat tapi pasti, dengan rasa rendah hati:
تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَ مِنْكُمْ. جَعَلَنَا اللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنَ الْعَائِدِيْنَ وَالْفَائِزِيْنَ كُلُّ عَامٍ وَاَنْتُمْ بِخَيْرٍ
Semoga kita termasuk orang-orang yang kembali menemukan jalan yang benar dan berbahagialah kita karenanya. Amin Ya Rabbal ‘alamin
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ.  وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلْجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ فَيَافَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَانَجَاةَ التَّائِبِيْنَ



















Doa Khutbah Kedua
اَللهُ أَكْبَرُx7 اَللهُ اَكْبَرُكَبِيْرًا, وَالْحَمْدُلِلَّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا. الْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِى اَعَادَاْلاَعْيَادَ وَكَرَّرَ.اَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ اَنْ خَلَقَ وَصَوَّرَ. وَاَشْهَدُاَنْ لاَاِلَهَ اِلاَاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً يُثْقَلُ بِهَا الْمِيْزَانُ فِى الْمَحْشَرِ. وَاَشْهَدُاَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ الْمَبْعُوْثُ اِلَى الْاَ سْوَدِ وَالْاَحْمَرِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ الْفَائِزِيْنَ بِالشَّرَفِ الْاَ فْخَرِ.اَمَّابَعْدُ: فَيَاعِبَادَاللهِ اتَّقُوْا اللهَ فِيْمَا اَمَرَ. وَانْتَهُوْاعَمَّا نَهَى اللهُ عَنْهُ وَحَذَرَ. وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ صَلَّى عَلَى نَبِيِّهِ قَدِيْمًا. فَقَالَ تَعَالَى: اِنَّ اللهَ وَمَلَا ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيَّ. يَاآيُّهَالَّذِيْنَ اَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْاتَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍخَيْرِالْخَلْقِ صَاحِبِ الْوَجْهِ الْاَنْوارِ. وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنْ كُلِّ الصَحَابَةِ اَجْمَعِيْنَ وَعَنِ التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
اَللَّهُمَّ اَنْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ وَاجْعَلْ بَلْدَتَنَا هَذِهِ اَمِنَةً مُطْمَئِنَّةً وَسَا ئِرُ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ.
رَبَّنَا اَفْرِغْ عَلَيْنَاصَبْرًا وَثَبِّتْ اَقْدَا مَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الظَّالِمِيْنَ وَانْصُرْنَا عَلَ الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْمُنَا فِقِيْنَ وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْحَا سِدِيْنَ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَلْمُؤْمِنَاتِ اَلْاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبٌ الدَّعْوَاتِ. رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَالْحَمْدُلِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبِادَاللهِ. اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْاللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْئَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُاللهِ اَكْبَرُ وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ.
اَللهُ أَكْبَرُ- اَللهُ أَكْبَرُ -اَللهُ أَكْبَرُ. لآاِلَهَ اِلَا اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ. اَللهُ اَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ.






BIODATA PENCERAMAH

Nama                           : Prof. Dr. H. Muzakkir, MA
Tempat/Tgl. Lahir       : Lhokseumawe, 22 Juli 1970
Pendidikan                  : - SD-MIN 1979-1983
-   MTsN Medan 1983-1986
-   MAN Medan 1986-1989
-   IAIN-SU Medan Fakultas Ushuluddin 1989-1994
-   S2 (IAIN-SU Medan) 1997-2002
-   S3 Ph.D (University Malaya Kuala Lumpur) 2009
Pekerjaan                    : Guru Besar Ilmu Tasaawuf Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam UIN SU, dan saat ini sebagai Ketua Lembaga Konsultasi Tasawuf Qur’ani Terapi Hati Meraih Berkah UIN SU
Alamat                        : Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan. Jalan William Iskandar Pasar V Medan Estate.











6 comments:

  1. Ijin mengcopi mau dibawakan di khotbah Idul Fitri 2021

    ReplyDelete
  2. Izin mengopi dan menyebarkan dlm khutbah... syukran

    ReplyDelete
  3. Best online casino site reviews - Lucky Club
    If you are luckyclub.live a fan of online casinos, then you know that Casino Nightclub is for you. With over 200 slot and table games to choose from, you can choose

    ReplyDelete