METODOLOGI PENELITIAN HISTORIS STUDI TOKOH
PEMIKIRAN ISLAM
A. Pendahuluan
Studi tokoh atau sering disebut juga dengan penelitian tokoh atau
penelitian riwayat hidup individu (individual life history) merupakan
salah satu jenis penelitian kualitatif yang sering digunakan untuk
menyelesaikan salah satu tugas akhir studi dalam bentuk skripsi, tesis atau
disertasi.[1]
Studi tokoh sudah cukup lama diperkenalkan oleh ilmuwan barat, namun demikian,
model penelitian ini di Indonesia baru diperkenalkan pada tahun 90-an. Ini pun
hanya populer untuk kalangan IAIN dan kurang populer di kalangan perguruan
tinggi umum. Namun, dalam pelaksanaanya terdapat kendala metodologis, karena minimnya rujukan yang dapat
dijadikan suatu pegangan dalam pelaksanaan studi di lapangan. Akibatnya,
penelitian dilakukan apa adanya, tanpa merujuk pada buku-buku penelitian yang
ada, tanpa mempertimbangkan karakteristik studi dan relevansinya, sehingga
sering terjadi kerancuan dalam membangun kerangka metodologisnya.
Kerancuan tersebut, menyebabkan penelitian menjadi
kabur dan kurang konsisten, sehingga dibutuhkan suatu pembahasan khusus tentang
penelitian tokoh yang diharapkan mampu menjadi sumber rujukan dalam aplikasinya
dan menekan seminimal mungkin terhadap kelemahan-kelemahan metodologi studi
tokoh.[2]
B. Pengertian
Penelitian Studi Tokoh
Riset atau penelitian secara etimolologi,
berasal dari bahasa Inggris, research, yaitu re yang
berarti kembali atau berulang-ulang dan search berarti mencari,
menjelajahi, menemukan makna.[3]
Menurut Kerlinger[4]
Penelitian adalah proses penemuan yang
mempunyai karakteristik sistematis, terkontrol, empiris, dan mendasarkan pada
teori dan hipotesis atau jawaban sementara.[5]
Sedangkan menurut Tuckman penelitian adalah suatu usaha yang sistematis untuk
menemukan jawaban ilmiah terhadap suatu masalah, sistematis artinya mengikuti
prosedur atau langkah-langkah tertentu.[6] Selain
itu penelitian didefinisikan sebagai: “Suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan,
dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, dan usaha-usaha itu dilakukan dengan
metode ilmiah”.
Sedangkan pengertian tokoh adalah seseorang yang terkemuka atau kenamaan
dibidangnya, atau seseorang yang memegang peranan penting dalam suatu bidang
atau aspek kehidupan tertentu dalam masyarakat. Seseorang tersebut berasal,
dibesarkan, dan hidup dalam lingkungan masyarakat tertentu.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian studi tokoh
adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan, mengumpulkan data-data dan
informasi tentang seorang tokoh secara sistematik guna untuk meningkatkan atau
menghasilkan informasi dan pengetahuan.
Studi tokoh yang ada selama ini dilakukan dalam dua bentuk. Pertama,
sebagai bagian dari pendekatan sejarah (historical approach). yang
bersangkutan. Kedua, studi ini sering kali dikelompokkan pada bidang
yang dibicarakan oleh tokoh yang bersangkutan. Misalnya, jika seorang tokoh
membicarakan tasawuf, maka studi ini dimasukkan pada pendekatan tasawuf.[7]
Pengelompokan ini, ternyata mengalami kesulitan dalam penanganannya, sebab
suatu studi tokoh memerlukan suatu analisis tersendiri yang tidak tercover
dalam bidang ilmu yang digunakannya.
C. Tujuan Penelitian Studi
Tokoh
Tujuan studi ini pada umumnya adalah untuk mencapai suatu pemahaman tentang
ketokohan seorang individu dalam suatu komunitas tertentu, melalui
pandangan-pandangannya yang mencerminkan pandangan warga dalam komunitas yang
bersangkutan.[8]
Adapun secara spesifik, tujuan studi tokoh adalah sebagai berikut:
1.
Memperoleh gambaran tentang persepsi, motivasi, aspirasi dan ambisi sang
tokoh tentang bidang yang digelutinya.
2.
Memperoleh gambaran tentang teknik dan strategi yang digunakannya dalam
melaksanakan bidang yang digelutinya.
3.
Memperolah gambaran tentang bentuk-bentuk keberhasilan sang tokoh terkait
dengan bidang yang digelutinya.
4.
Dapat mengambil hikmah dan keberhasilan sang tokoh.
Di samping itu, studi
tokoh juga sangat berguna bagi penelitian sosial-keagamaan, kerena mempunyai
beberapa fungsi, antara lain:
1.
Data riwayat hidup seorang tokoh adalah penting untuk memperoleh pandangan
orang dalam (insider’s view) mengenai gejala-gejala sosial keagamaan
dalam suatu masyarakat melalui pandangan para warga sebagai partisipan dari
masyarakat yang bersangkutan.
2.
Data riwayat hidup tokoh adalah penting untuk mencapai pemahaman tentang
individu-individu warga masyarakat yang berperilaku lain (menyimpang) sebagai
pendorong munculnya gagasan baru dan perubahan dalam masyarakat dan kebudayaan.
3.
Untuk memperolah pengertian mendalam tentang masalah-masalah psikologis
yang tidak mudah diamati dari luar.
4.
Penting untuk mendapatkan gambaran lebih mendalam tentang rincian hal-hal
yang tidak mudah diceritakan melalui metode wawancara berdasarkan pertanyaan
langsung.[9]
D. Kriteria Tokoh yang
Diteliti
Salah satu tugas peneliti ketika hendak melakukan studi tokoh adalah
melihat kelayakan orang yang hendak ditelitinya untuk dijadikan objek
penelitian studi tokoh.[10] Ketokohan seseorang paling tidak dapat
dilihat dari tiga indikator. Pertama, integritas tokoh tersebut. Hal ini
dapat dilihat dari kedalaman ilmunya, kepemimpinannya, keberhasilan dalam
bidang yang digeluti hingga mempunyai kekhasan atau kelebihan dibanding
orang-orang segenerasinya, dan juga dapat dilihat dari integritas moralnya. Kedua,
karya monumentalnya, baik karya tulis, karya nyata dalam bentuk fisik maupun
nonfisik yang bermanfaat bagi masyarakat
atau pemberdayaan manusia, baik sezaman maupun sesudahnya. Ketiga,
kontribusinya dalam masyarakat yang dapat dirasakan oleh masyarakat, baik dalam
bentuk pemikiran maupun aksinya.[11]
Ketiga indikator tersebut, ditambah satu indikator
lagi, sebagaimana diungkapkan oleh Maimun dan Arief Furchan dalam bukunya yang
berjudul Studi Tokoh: Metode
Penelitian Mengenai Tokoh, yaitu; ketokohannya diakui secara mutawatir.
Artinya dengan segala kekurangan dan kelebihan sang
tokoh, sebagian besar warga masyarakat memberikan apresiasi positif
terhadapnya.[12]
E. Eksistensi Studi Tokoh
dalam Penelitian
1. Studi Tokoh sebagai Bagian Penelitian Kualitatif
Studi tokoh merupakan salah satu jenis penelitian kualitatif. penelitian
semacam ini dapat berbentuk studi kasus, multi kasus, multi situs, penelitian
historis, penelitian kepustakaan, penelitian ekologi, penelitian fenomenologis,
atau penelitian masa depan. Sehingga, kaidah-kaidah yang dibangun dalam studi
tokoh mengikuti kaidah penelitian kualitatif.[13]
Penelitan kualitatif didefinisikan sebagai suatu proses yang mencoba untuk
mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai kompleksitas yang ada dalam
interaksi manusia. Proses dalam penelitian kualitatif merupakan penekanan dalam
penelitian kualitatif. Oleh karena itu, dalam melaksanakan penelitian, peneliti
lebih fokus pada proses daripada hasil akhir.[14]
Pendekatan ini langsung menunjukkan setting dan individu- individu dalam
setting itu secara keseluruhan.[15] Dalam
studi tokoh, metode yang digunakan untuk meneliti subjek penelitian akan
mempengaruhi cara peneliti memandang subjek tersebut. Jika subjek dipandang
peneliti berdasarkan angka atau kriteria tertentu, maka peneliti akan
kehilangan sifat subjektif perilaku manusiawi sang tokoh. Melalui metodologi
kualitatif, peneliti dapat mengenal lebih jauh dan mendalam mengenai sang tokoh
secara pribadi dan melihat dia mengmbangkan definisinya tentang dunia dengan
berbagai pemikiran, karya, perilaku yang dijalaninya.[16]
2. Studi Tokoh dalam
Kerangka Filosofis
Manusia itu makhluk historis, berkembang dalam pengalaman dan pikiran,
bersama dengan lingkungan dan zamannya.[17]
Sehingga dengan adanya filsafat akan dapat mencapai kebenaran yang utuh.[18]
Dalam perspektif filsafat ilmu, keabsahan studi tokoh sebagai salah satu
metode penelitian dapat dianalisis dari sudut ontologi, epistemologi dan
aksiologi.[19]
a.
Domain Ontologi (hakikat). Adapun sifat-siftnya:
1.
Alamiyah.
maksudnya, studi tokoh dilakukan dengan apa adanya
tanpa ada rekayasa ataupun manipulasi yang dilakukan peneliti terhadap sang
tokoh sehingga pikiran, tindakan
dan karya sang tokoh merupakan realitas objektif sang tokoh itu sendiri.
2.
Induktif. Maksudnya, teori, fakta, konsep,
prinsip dan prosedur yang dibangun peneliti berdasarkan pada data yang
diperoleh dari sang tokoh.
3.
Process oriented. Maksudnya, dalam
melakukan studi tokoh, peneliti harus cermat, teliti dan terus-menerus
mengikuti studi tokoh, tanpa haruis mempertimbangkan hasil yang ingin dicapai.
4.
Komitmen bersama. Maksudnya, data yang
diperoleh peneliti, sebelum dilaporkan secara lengkap, harus dirundingkan
bersama dengan sang tokoh atau informan lainnya.
5.
Emik-etik. Maksudnya, dalam melakukan
analisis, peneliti harus menempatkan sang tokoh dalam perspektif sosial
budayanya, bukan perspektif peneliti sendiri.
6.
Verstehen. Maksudnya, peneliti
diharapkan mampu mengeluarkan kembali, dalam pikirannya sendiri, perasaan,
motif, dan pikiran-pikiran yang ada di balik tindakan sang tokoh.[20]
b.
Domain epistemologi (cara)
1.
Pendekatam historis. Studi tokoh pada
dasarnya mengungkapkan sejarah seseorang. Oleh karena itu, studi tokoh harus
menggunakan kaidah-kaidah kesejarahan yang tidak lepas dari ruang dan waktu
beserta fakta-fakta sejarahnya.
2.
Pendekatan sosio-kultural-religius. Dalam melakukan studi tokoh, peneliti tidak bisa melepaskannnya dari
konteks sosio-kultural-religi sang tokoh. Karena, pada dasarnya segala
perasaan, pikiran, dan tindakan sang tokoh merupakan refleksi dari ketiganya.
3.
Prosedural. Studi tokoh harus
dilakukan secara berurutan, baik dilihat dari urutan waktu maupun fokus studi.
4.
Partsipatoris. Keterlibatan peneliti
dalam melekuakn studi harus partisipasif, apalagi jika sang tokoh yang menjadi
subjek studi masih hidup.
5.
Deskriptif- kuaIlitatif. Studi tokoh pada dasarnya merupakan
penelitian deskriptif- kualitatif yang berusaha mnedeskripsikan sang
tokoh berdasarkan data kualitatif.
6.
Reflektif. Dalam melakukan studi,
peneliti harus mampu memberikan respon secara cepat baik berupa lisan maupun
tulisan, sehingga persoalan di lapangan dapat diselesaikan secara cepat.
7.
In-depth (mendalam). Studi tokoh
akan semakin bermakna, jika memfokuskan pada masalah- masalah spesifik mengenai
kehebatan sang tokoh. Dengan demikian, studi yang dihasilkan akan lebih
mendalam.
8.
Kritis
analitis. Studi tokoh harus mampu
mengungkapkan kelemahan dan kelebihan sang tokoh secara kritis, tanpa harus
kehilangan objektif, serta menghindari pembunuhan karakter, agar tidak merusak
nilai ilmiyah studi tokoh.
9.
Proposal- tentatif. Studi
tokoh tidak mensyaratkan bahwa proposal harus diikuti secara kaku. Jika
kemudian di lapangan ditemukan masalah baru yang lebih menarik, spesifik dan
potensial, maka proposal dapat diubah.[21]
c.
Domain aksiologi (nilai guna)
1)
Keteladanan. Orang-orang yang
membaca hasil studi tokoh harus dapat mengambil hikmah dari tindakan-tindakan
sang tokoh yang bernilai positif, sehinggga dapat dijadikan teladan dalam kehidupan
dan pengembangan keilmuan.
2)
Intropeksi.
Bagi tokoh yang masih hidup, studi yang dilakukan
peneliti akan dapat dijadikan bahan intropeksi bagi dirinya dalam melakukan
aktifitas kehidupan berkaitan dengan ilmu dan keahlian yang dimilikinya. Bagi peneliti, sebagai intropeksi jika ada kejanggalan dari umumnya.
3)
Memberikan
sumbangan keilmuan.
Hasil studi tokoh harus menghasilkan khazanah ilmu tertentu, baik dalam konsep,
bentuk, fakta, prinsip, prosedur, teori maupun model yang dapat menjadi acuan
pengambangan keilmuan selanjutnya.[22]
3. Studi Tokoh dalam
Perspektif Ilmu Sosial
Studi tokoh atau life history dalam ilmu sosial digunakan sebagai
pendekatan untuk melihat bagaimana reaksi, tanggapan, interpretasi dan
pandangan dari masyarakat terhadap masyarakat itu sendiri. Dengan pemahaman
melalui life history, seorang peneliti akan dapat memperdalam
pengertianya secara kualitatif mengenai rincian persoalan yang sedang
dipelajarinya dari orang, kelompok atau warga tertentu yang tidak dapat
diperoleh dari sekedar wawancara, observasi atau dengan menggunakan kuisioner.[23]
Untuk itu, diperlukan penggalian data secara serius dan komprehensif dengan
berbagai metode dan instrumen.
Rincian persoalan tersebut tidak terlepas dari karakteristik persoalan
sosial yang memang sangat kompleks dan rumit, yang disebabkan bukan semata-mata
factor eksternal, tetapi juga faktor
internal, yaitu orang yang menjadi bagian dari komunitas tersebut.[24]
Banyak orang yang kebetulan menjadi tokoh atau ditokohkan dalam komunitas
tertentu, tidak mau menceritakan secara terbuka mengenai persoalan dirinya,
khususnya persoalan yang berkaitan dengan perspektif negatif, hanya untuk
menjaga kewibawaan dirinya dalam komunitas tersebut. Padahal data tersebut
penting dalam studi tokoh.[25]
Selain itu, ilmu sosial diterapkan dalam rangka mencari kebenaran objektif, yaitu
upaya mencari kebenaran tentang realitas, bukan secara teori saja.[26]
F. Pendekatan Studi Tokoh
Dalam batas-batas tertentu, studi tokoh mempunyai kesamaan-kesamaan dengan
studi kasus. Bahkan dalam antropologi, studi kasus yang digunakan pada umumnya
adalah studi tokoh, terutama apabila peneliti berhadapan dengan seorang
informan yang kebetulan tidak punya karya yang berbentuk dokumen, sehingga data
yang diperoleh lebih banyak dari hasil wawancara.[27] Studi
kasus yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data melalui wawancara ini
sebenarnya identik dengan studi tokoh. Bedanya adalah, dalam studi tokoh,
penggalian informasi kepada seseorang bersifat lebih mendalam dan terfokus pada
persoalan yang berkaitan dengan suatu bidang keilmuan tertentu.[28]
Sehubungan dengan hal tersebut, pendekatan yang digunakan dalam studi tokoh
adalah sebagai berikut:
1. Pendekatan tematis (Tipical
Appoarch)
Aktivitas seseorang dideskripsikan berdasarkan sejumlah tema / topik yang
menggunakan konsep-konsep yang biasanya dipakai untuk mempelajari suatu bidang
keilmuan tertentu, misalnya studi tokoh mengenai pemikiran hukum Islam di
Indonesia dan sebagainya. Pendekatan ini bersifat analitis, sehingga dapat
membedakan antara pemikiran sang tokoh dari pemikiran tokoh lain dalam suatu
bidang keilmuan tertentu.[29]
2. Pendekatan otobiografi
Pendekatan ini sangat luas dan intensif dari masing-masing tokoh.[30]
Teknik ini digunakan untuk memahami sang tokoh berdasarkan pendapat tokoh lain
yang mempunyai disiplin keilmuan yang sama atau berbeda. Prinsipnya adalah baik
yang dinilai maupun yang menilai adalah sama-sama tokoh. Pandangan bebas dar
masing-masing tokoh trhadap sang tokoh yang menjadi fokus studi dapat membantu
kesahihan dan keandalan data yang diperoleh dari teknik ini.[31]
3. Pendekatan masalah khusus
Pendekatan ini bertujuan untuk mempelajari secara intensif suatu masalah
khusus atau kejadian luar biasa atau kejadian gawat yang menyangkut tokoh.
Bagaimana sang tokoh menghadapi masalah persoalan baru yang sangat khusus dan
bahkan luar biasa itu? [32]
4. Pendekatan contruction
of days
Pendekatan ini tidak terbatas pada cerita mengenai apa yang dialami sang
tokoh pada hari kemarin, tetapi dapat juga dipilah hari-hari tertentu secara
acak, misalnya hari-hari biasa saja tanpa kejadian luar biasa. Namun, dapat
pula dipilih hari-hari yang luar biasa bagi tokoh, seperti har-hari saat
menghadapi masa sulit dalam hidup sang tokoh, saat masa keemasan dalam karir
dan hidup sang tokoh dan seterusnya. Dengan kata lain, pendekatan ini lebih
memfokuskan pada hari-hari tertentu yang mempunyai nilai historis bagi tokoh
selama karir atau hidupnya.[33]
G. Cara Melaksanakan Studi
Tokoh
1. Persyaratan Studi Tokoh
Ada tiga persyaratan penting dalam melakukan studi tokoh, yaitu:
a.
Sistematis. Artinya, dilaksanakan
menurut aturan atau pola tertentu dan prosedural, artinya studi tokoh dilakukan
dari tahap ke tahap, yang masing-masing tahapan mempunyai konsekuensi dan
implikasi sendiri-sendiri. Misalnya, dari yang paling sederhana menuju ke yang
paling kompleks, dari yang khusus ke paling umum, atau sebaliknya.
b.
Terencana. Artinya, dilaksanakan
dengan adanya unsur kesengajaan dan melelui pemikiran yang serius,
sehingga dari awal sudah dipikirkan beberapa peluang dan tantangan, serta
faktor pendukung dan penghambat yang mungkin terjadi. Termasuk dalam penyusunan
ini adalah penyusunan proposal.[34] Manfaat proposal ini
adalah dapat menyediakan dasar bagi pemikiran peneliti. Materi proposal juga
bisa dijadikan pembanding bila terjadi hasil penelitian yang berbeda dengan
yang direncanakan atau diharapkan.[35] Proposal harus
menggambarkan secara menyeluruh proses atau prosedur studi, mulai dari konteks
studi, fokus studi, tujuan dan manfaat studi, metode studi dan sistematika
laporan.[36]
c.
Mengikuti kaidah-kaidah ilmiyah.
Artinya, mulai dari awal dampai akhir kegiatan, studi harus mengikuti
cara-cara ilmiyah yang telah ditentukan. Cara ilmiyah tersebut dilukiskan
sebagai proses dimana studi tokoh bertolak dari pengkajian bidang keilmian
tertentu menuju pada sang tokoh yang mempunyai bidang keilmuan yang dimaksud.
Kemudian secara selektif, peneliti menentukan implikasi logis pengembangan ilmu
tersebut. Peneliti menarik kesimpulan kelemahan dan kelebihan tokoh dari data
yang terkumpul.[37]
2. Prosedur Studi Tokoh
Prosedur adalah suatu
rangkaian metode yang telah menjadi pola tetap dalam melakukan suatu pekerjaan
yang merupakan suatu kebulatan.
Secara umum, prosedur
studi tokoh, meliputi langkah-langkah berikut:
a.
Menentukan persoalan bidang keilmuan yang dianggap penting. Kecenderungan
yang keliru selama ini dalam studi tokoh adalah menentukan tokohnya terlebih
dahulu. Padahal seharusnya, kita harus menentukan bidang keilmuannya terlebih
dahulu, sehingga kita tidak hanyut dalam tokoh, melainkan dapat mengambil
beberapa tokoh yang relevan dengan studi tersebut.
b.
Memilih tokoh. Dalam hal ini kita dapat memilih lebih dari satu tokoh.
Dengan demikian, diharapkan pemilihan tokoh tersebut benar-benar didasarkan
pada seleksi ilmiyah, bukan pada hubungan primordial atau emosional semata.
c.
Menentukan persoalan bidang keilmuan yang dianggap penting. Peneliti
menghimpun berbagai informasi mengenai sang tokoh sebanyak-banyaknya dari
berbagai sumber dan karya yang telah dihasilkannya untuk menentukan kelebihan
dan kelemahan sang tokoh.
d.
Menentukan
fokus studi. Peneliti memilih keistimewaan sang tokoh di bidang keilmuan
tertentu yang sangat signifikan untuk dikembangkan dan mampu memberikan
pengaruh pada pengembangan keilmuan, berdasarkan pertimabangan keilmuan yang
menjadi perhatian peneliti.
e.
Menentukan instrumen studi. Misalnya, dengan panduan observasi, pedoman
wawancara dan catatan dokumen.
f.
Melaksanakan studi. Maksudnya, menghimpun data dan fakta mengenai
keistimewaan tokoh secara mendalam dan komprehensif berdasarkan fokus studi
yang telah ditentukan., sekaligus diadakan analisis secara konseptual.
g.
Pengecekan
keabsahan data. Kegunaannya adalah untuk membangun keyakinan bahwa data yang
diperoleh benar-benar dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiyah, sehingga
dibutuhkan uji validasi data.
h.
Menarik kesimpulan. Berdasarkan data dan fakta yang diperoleh, peneliti
kemudian mengambil suatu kesimpulan yang mencerminkan keistimewaan sang tokoh
dalam bidang keilmuan tertentu, sesuai fokus yang telah ditentukan.[38]
3. Pengumpulan Data
a.
Prosedur Pengumpulan Data
1)
Tahap orientasi. Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan data secara umum
tentang sang tokoh untuk mencari hal-hal menarik dan penting untuk diteliti.
2)
Tahap eksplorasi. Pada tahap ini, pengumpulan data dilakukan lebih terarah
sesuai dengan fokus studi, dilanjutkan dengan melakukan kegiatan lapangan dengan
mengumpulkan data sesuai dengan fokus studi.
3)
Tahap
studi terfokus. Pada tahap ini, peneliti mulai melakukan studi secara mendalam
yang terfokus pada masalah keberhasilan, keunikan dan karya sang tokoh yang
dianggap penting dan mempunyai pengaruh signifikan pada masyarakat.[39]
b.
Metode Pengumpulan Data
Berdasarkan prosedur studi tersebut, dapat
dikatakan bahwa studi tokoh pada umumnya menggunakan tiga metode pengumpulan
data, yaitu wawancara, dokumentasi dan observasi partisipasi, yang dilakukan
secara berulang-ulang sesuai dengan pertanyaan yang muncul pada saat tertentu.[40]
1)
Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
melakukan sebuah percakapan antara dua orang atau lebih yang dilakukan oleh
peneliti kepada subjek atau informan penelitian untuk mendapatkan jawaban.[41]
Metode wawancara yang yang digunakan dalam studi tokoh dapat dilakukan dengan
wawancara tidak terstruktur atau wawancara mendalam.[42]
Wawancara tidak terstruktur menurut Danandjaja dibagi menjadi dua, yaitu wawancara
terarah dan wawancara tidak terarah.[43]
Melalui wawancara terarah ini, diharapkan dapat diungkap berbagai persoalan
yang berkaitan dengan studi fokus. Sementara dari wawancara tidak terarah,
diharapkan dapat diungkap berbagai informasi yang dapat mendukung data yang
diperoleh melalui wawancara terarah.[44] Untuk
mendukung wawancara tidak terstruktur, dapat juga dilakukan wawancara sambil
lalu (casual interview), dimana informan tidak diseleksi terlebih dahulu
dan wawancara ini dilakukan secara informal dan spontanitas.[45]
Wawancara hendaknya dilakukan secara terbuka (open-ended) untuk
menggali ide, pendapat dan pandangan sng tokoh. Wawancara sebaiknya dilakukan
pada waktu dan konteks yang tepat untuk mendapatkan data yang akurat dan
berulang kali sesuai dengan keperluan (indepth-interview).[46]
Wawancara dapat dilakukan secara langsung maupun tidk langsung. Wawancara
langsung dilakukan pada tokoh yang masih hidup, sedangkan wawancara tidak
langsung dilakukan untuk tokoh yang telah meninggal ataupun masih hidup dengan
informan yang dianggap tahu tentang tokoh tentang aktivitas dan produktivitas
sang tokoh.[47]
2)
Dokumentasi
Adalah teknik pengumpulan data dari berbagai dokumen yang dapat berbentuk
tulisan, gambar atau karya monumental.[48] Dengan
dokumentasi, peneliti dapat mencatat karya-karya yang dihasilkan sang tokoh
selama ini atau tulisan-tulisan orang lain yang berkaitan dengan tokoh.[49]
3)
Observasi (partisipasi)
Merupakan salah satu teknik pengumpulan data, yaitu peneliti terlibat
dengan kegiatan-kegiatan sehari-hari orang yang diamati.[50]
Peneliti berusaha mengikuti secara intensif kegiatan sang tokoh, agar
momen-momen penting yang secara insidental dilakukan sang tokoh dapat direkam,
karena tidak menutup kemungkina tokoh melakukan aktivitas sesuai dengan
keahliannya yang relevan dengan fokus studi.[51]
Proses pengumpulan data dengan ketiga metode ini hendaknya dilakukan secara
teru-menerus. Proses pengumpulan data berakhir, manakala data yang diperoleh
dari berbagai sumber data, tampak sudah tidak berkembang lagi (sudah tidak ada
lagi informasi baru yang muncul, disebut dengan titik kejenuhan data.[52]
4. Analisis Data
Analisis data adalah kegiatan mengatur, mengurutkan, mengelompokkan,
memberi kode/tanda dan mengkategorikan data sehingga dapat ditemukan dan
dirumuskan hipotesis kerja berdasarkan data tersebut.[53]
Analisis data dalam studi tokoh ini dilakukan sejak awal penelitian. Hal
ini dimaksudkan untuk memudahkan penyempurnaan proposal atau desain bila
dipandang perlu, memudahkan penemuan teori, dan memudahkan penetapan
tahapan-tahapan pengumpulan data berikutnya.[54] Adapun
langkah-langkahnya sebagai berikut:
a.
Menentukan pola atau tema tertentu. Peneliti berusaha menangkap karakter
pemikiran sang tokoh dengan melihat pada dimensi keilmuan sang tokoh.
b.
Mencari hubungan logis antara pemikiran sang tokoh dalam berbagai bidang,
sehingga dapat ditemukan alasan mengenai pemikiran tersebut.
c.
Mengklasifikasikan dalam arti
membuat pengelompokkan pemikiran sang tokoh.
d.
Mencari generalisasi gagasan yang spesifik.[55]
5. Pengecekan Keabsahan
Data
Sebagaimana penelitian pada umumnya, studi tokoh haruslah dilaksanakan
untuk memberikan kontribusi pada pengembangan keilmuan, artinya nilai temuannya
cukup penting atau berarti.[56]
Pengecekan keabsahan data dapat dilakukan dengan empat cara, yaitu:
a. Kredibilitas data
Adalah upaya peneliti
untuk menjamin kesahihan data dengan mengkonfirmasikan data yang diperoleh
kepada subjek penelitian. Tujuannya adalah untuk membuktikan bahwa apa yang
ditemukan peneliti sesuai dengan yang sesungguhnya dan sesuai dengan yang
dilakukan subjek penelitian.[57] strateginya meliputi perpanjangan pengamatan, ketekunan penelitian,
triangulasi (mengecek keabsahan data dengan memanfaatkan berbagai sumber dari
luar data sebagi bahan perbandingan), diskusi teman sejawat, analisis kasus
negatif dan membercheking.[58]
b. Transferabilitas Data
Dilakukan dengan cara
memberikan kesempatan kepada semua orang untuk membaca laporan penelitian
sementara yang telah dihasilkan oleh peneliti, kemudian pembaca diminta untuk
menilai substansi penelitian tersebut dalam kaitannya dengan fokus penelitian.[59]
c. Dependabilitas Data
Untuk menghindari
kesalahan dalam menformulasikan hasil penelitian, maka kumpulan dan dan
interpretasi data yang telah ditulis, dikonsultasikan dengan berbagai pihak
untuk ikut memeriksa hasil studi yang dilakukan peneliti, agar temuan studi
dapat diandalkan dan dipertanggungjawabkan secara ilmiyah.[60]
d. Konfirmabilitas Data
Digunakan untuk menilai
hasil studi, terutama berkaitan dengan deskripsi temuan studi dan diskusi hasil
studi.[61]
6. Laporan Studi Tokoh
Setelah data terkumpul, kemudian dilaporkan. Laporan studi tokoh berbeda
dengan boigrafi atau otobiografi pada umumnya. Meskipun sama-sama mengungkap
tokoh, studi tokoh harus tampak lebih ilmiyah.
Adapun sistematika laporannya sebagai berikut:
a.
Halaman permulaan
1) Halaman judul
2) Halaman pengesahan
3) Ucapan terima kasih
atau kata pengantar
4) Abstrak
5) Daftar isi
6) Daftar table/ gambar
(jika ada)
b.
Batang tubuh
1)
Pendahuluan:
a)
Konteeks studi
b)
Focus dan ruang lingkup studi
c)
Tujuan studi
d)
Manfaat studi
e)
Metode studi
f)
Sistematika laporan
2)
Riwayat hidup tokoh
a)
Riwayat kehidupan (identitas diri)
b)
Riwayat pendidikan
c)
Jabatan / pekerjaan yang pernah diemban (jabatan formal maupun non formal)
d)
Kegiatan yang pernah diikuti
3)
Paparan data studi
a)
Papaan berkaitan dengan focus studi yang pertama
b)
Papaan berkaitan dengan focus studi yang kedua, dan seterusnya
4)
Pembahasan studi
a)
Pembahasan focus studi yang pertama
b)
Pembahasan focus studi yang kedua dan seterusnya
5)
Simpulan dan saran
a)
Simpulan
b)
Saran ( kepada sang tokoh dan pembaca).
KESIMPULAN
1.
Penelitian studi tokoh adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan,
mengumpulkan data-data dan informasi tentang seorang tokoh secara sistematik
guna untuk meningkatkan atau menghasilkan informasi dan pengetahuan.
2.
Tujuan studi tokoh adalah:
a.
Memperoleh gambaran tentang persepsi, motivasi, aspirasi dan ambisi sang
tokoh tentang bidang yang digelutinya.
b.
Memperoleh gambaran tentang teknik dan strategi yang digunakannya dalam
melaksanakan bidang yang digelutinya.
c.
Memperolah gambaran tentang bentuk-bentuk keberhasilan sang tokoh terkait
dengan bidang yang digelutinya.
d.
Dapat mengambil hikmah dan keberhasilan sang tokoh.
3.
Ketokohan seseorang paling tidak dapat dilihat dari tiga indikator. Pertama,
integritas tokoh tersebut. Hal ini dapat dilihat dari kedalaman ilmunya,
kepemimpinannya, keberhasilan dalam bidang yang digeluti hingga mempunyai
kekhasan atau kelebihan dibanding orang-orang segenerasinya, dan juga dapat
dilihat dari integritas moralnya. Kedua, karya monumentalnya, baik karya
tulis, karya nyata dalam bentuk fisik maupun nonfisik yang bermanfaat bagi masyarakat atau pemberdayaan manusia,
baik sezaman maupun sesudahnya. Ketiga, kontribusinya dalam masyarakat
yang dapat dirasakan oleh masyarakat, baik dalam bentuk pemikiran maupun
aksinya. Keempat, ketokohannya diakui secara mutawatir. Artinya
dengan segala kekurangan dan kelebihan sang tokoh, sebagian besar warga
masyarakat memberikan apresiasi positif terhadapnya.
4.
Pendekatan yang digunakan dalam studi tokoh adalah sebagai berikut:
a.
Pendekatan
tematis (Tipical Appoarch). Aktivitas seseorang dideskripsikan
berdasarkan sejumlah tema / topik yang menggunakan konsep-konsep yang biasanya
dipakai untuk mempelajari suatu bidang keilmuan tertentu, misalnya studi tokoh
mengenai pemikiran hukum Islam di Indonesia dan sebagainya.
b.
Pendekatan otobiografi. Teknik ini digunakan untuk memahami sang tokoh
berdasarkan pendapat tokoh lain yang mempunyai disiplin keilmuan yang sama atau
berbeda. Prinsipnya adalah baik yang dinilai maupun yang menilai adalah
sama-sama tokoh.
c.
Pendekatan masalah khusus. Pendekatan ini bertujuan untuk mempelajari
secara intensif suatu masalah khusus atau kejadian luar biasa atau kejadian
gawat yang menyangkut tokoh. Bagaimana sang tokoh menghadapi masalah persoalan
baru yang sangat khusus dan bahkan luar biasa itu?
d.
Pendekatan contruction of days. Pendekatan ini tidak terbatas pada
cerita mengenai apa yang dialami sang tokoh pada hari kemarin, tetapi dapat
juga dipilah hari-hari tertentu secara acak.
5.
Cara Melaksanakan Studi Tokoh
a.
Persyaratan Studi Tokoh yaitu sistematis, terencana dan mengikuti
kaidah-kaidah ilmiyah. Prosedur studi tokoh: 1) menentukan persoalan bidang
keilmuan yang dianggap penting 2)
memilih tokoh 3) Menentukan persoalan bidang keilmuan yang dianggap penting 4)
menentukan fokus studi 5) menentukan instrumen studi 6) melaksanakan studi 7)
pengecekan keabsahan data 8) menarik kesimpulan.
b.
Pengumpulan data ada tiga tahap, yaitu tahap orientasi, tahap eksplorasi
dan tahap penelitian terfokus. Ada tiga metode dalam pengumpulan data, yaitu
wawancara, dokumentasi, dan observasi.
c.
Analisis data. Adapun langkah-langkahnya:
1) Menentukan pola atau tema tertentu. 2) Mencari hubungan logis antara
pemikiran sang tokoh dalam berbagai bidang, sehingga dapat ditemukan alasan
mengenai pemikiran tersebut. 3) Mengklasifikasikan dalam arti membuat pengelompokkan pemikiran
sang tokoh. 4) Mencari generalisasi gagasan yang spesifik
d.
Pengecekan keabsahan data dapat dilakukan dengan empat cara, yaitu
kredibilitas, transferabilitas, dependabilitas dan konfirmabilitas data.
e.
Laporan studi tokoh. Setelah data terkumpul, kemudian dilaporkan. Laporan
studi tokoh berbeda dengan biografi atau otobiografi pada umumnya. Meskipun
sama-sama mengungkap tokoh, studi tokoh harus tampak lebih ilmiyah.
DAFTAR PUSTAKA
Assegaf, Abd. Rachmad. Desain
Riset Sosial-Keagamaan: Pendekatan Integratif-Interkonektif. Yogyakarta:
Gama Media, 2007.
Bakker, Anton. Metodologi
Penelitian Filsafat. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1990.
Bungin, Burhan. Analisis
Data Penelitian Kualitatif, Pemahaman Filisofis dan Metodologis ke Arah
Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003.
Burgess, R.G. Strategies of Educational Research: Qualitative Methods.
London: The Falmer Press, 1985.
Danandjaja, J. Antropologi Psikologi: Teori, Metode dan
Sejarah Perkembangannya. Jakarta: Rajawali Press, 1988.
-----------------. Foklor
Indonesia, Ilmu Gosip, Dongeng dan Lain-lain. Jakarta: Gratifi Press, 1984.
Danim, Sudarwan. Menjadi
Peneliti Kualitatif: Ancangan Metodologi, Presentasi, dan Publikasi Hasil
Penelitian untuk Mahasiswa dan Peneliti Pemula Bidang Ilmu-Ilmu Sosial,
Pendidikan, dan Humaniora. Bandung: Pustaka Setia, 2002.
Emzir, Metodologi
Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2011.
Furchan, Arief. Pengantar Metode Penelitian Kualitatif.
Surabaya: Usaha Nasional, 1992.
-----------------,
Arief. Study Tokoh: Metode Penelitian Mengenai Tokoh. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2005.
Hadi, Sutrisno. Metodologi
Reseach. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psycologi Universitas Gajah
Mada, 1996.
Harahap, Syahrin.
Metodologi Studi Tokoh Pemikiran Islam. Jakarta: Prenada Media Group, 2011.
Maleong, Lexi J. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990.
Nasution, S. Metode
Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito, 1988.
Sarwono, Jonathan. Metode Penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu, 2006.
Sugiono, Metode
Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitaf, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta, 2006.
[1]Arief Furchan dan Agus Maimun, Study Tokoh: Metode Penelitian
Mengenai Tokoh (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), h. 5.
[3]Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif: Ancangan
Metodologi, Presentasi, dan Publikasi Hasil Penelitian untuk Mahasiswa dan
Peneliti Pemula Bidang Ilmu-Ilmu Sosial, Pendidikan, dan Humaniora (Bandung:
Pustaka Setia, 2002), h. 25.
[4] Freed N Kerlinger, Asas-Asas Penelitian Behavioral, (Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 2010)
[5]Muhtar Syafa’at, Penelitian Tokoh
(online). http://pengembara9ilmu. blogspot. Com /
2012/09/penelitian-tokoh.html,
diakses 26 Oktober 2016.
[6]Sutrisno Hadi, Metodologi Reseach. (Yogyakarta: Yayasan
Penerbit Fakultas Psycologi Universitas Gajah Mada, 1996). h. 16.
[7]Syahrin Harahap, Metodologi Studi Tokoh Pemikiran Islam
(Jakarta: Prenada Media Group, 2011), 4.
[12]Furchan, Studi Tokoh, 13.
[14]Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
(Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu, 2006), h. 193.
[17]Anton Bakker dan Achmad Charris Zubair, Metodologi Penelitian
Filsafat (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1990), h. 47.
[23]Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Pemahaman
Filisofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2003), h. 109-110.
[26]Abd. Rachmad Assegaf, Desain Riset Sosial-Keagamaan: Pendekatan
Integratif-Interkonektif (Yogyakarta: Gama Media, 2007), h. 2.
[42]R.G. Burgess, Strategies of Educational Research: Qualitative
Methods (London: The Falmer Press, 1985), h. 55.
[43]J. Danandjaja, Foklor Indonesia, Ilmu Gosip, Dongeng dan
Lain-lain (Jakarta: Gratifi Press, 1984), h. 34.
[45]J. Danandjaja, Antropologi Psikologi: Teori, Metode dan Sejarah
Perkembangannya (Jakarta: Rajawali Press, 1988), h. 103.
[48]Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitaf,
Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2006), h. 329.
[58]Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis
Data (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011), h. 80.
ReplyDeleteAwalnya aku hanya mencoba main togel akibat adanya hutang yang sangat banyak dan akhirnya aku buka internet mencari aki yang bisa membantu orang akhirnya di situ lah ak bisa meliat nmor nya AKI NAWE terus aku berpikir aku harus hubungi AKI NAWE meskipun itu dilarang agama ,apa boleh buat nasip sudah jadi bubur,dan akhirnya aku menemukan seorang aki.ternyata alhamdulillah AKI NAWE bisa membantu saya juga dan aku dapat mengubah hidup yang jauh lebih baik berkat bantuan AKI NAWE dgn waktu yang singkat aku sudah membuktikan namanya keajaiban satu hari bisa merubah hidup ,kita yang penting kita tdk boleh putus hasa dan harus berusaha insya allah kita pasti meliat hasil nya sendiri. siapa tau anda berminat silakan hubungi AKI NAWE Di Nmr 085--->"218--->"379--->''259'