Monday, 6 March 2017

STUDI TOKOH



METODOLOGI PENELITIAN HISTORIS STUDI TOKOH PEMIKIRAN ISLAM
 

A.      Pendahuluan
Studi tokoh atau sering disebut juga dengan penelitian tokoh atau penelitian riwayat hidup individu (individual life history) merupakan salah satu jenis penelitian kualitatif yang sering digunakan untuk menyelesaikan salah satu tugas akhir studi dalam bentuk skripsi, tesis atau disertasi.[1] Studi tokoh sudah cukup lama diperkenalkan oleh ilmuwan barat, namun demikian, model penelitian ini di Indonesia baru diperkenalkan pada tahun 90-an. Ini pun hanya populer untuk kalangan IAIN dan kurang populer di kalangan perguruan tinggi umum. Namun, dalam pelaksanaanya terdapat kendala metodologis, karena minimnya rujukan yang dapat dijadikan suatu pegangan dalam pelaksanaan studi di lapangan. Akibatnya, penelitian dilakukan apa adanya, tanpa merujuk pada buku-buku penelitian yang ada, tanpa mempertimbangkan karakteristik studi dan relevansinya, sehingga sering terjadi kerancuan dalam membangun kerangka metodologisnya.
Kerancuan tersebut, menyebabkan penelitian menjadi kabur dan kurang konsisten, sehingga dibutuhkan suatu pembahasan khusus tentang penelitian tokoh yang diharapkan mampu menjadi sumber rujukan dalam aplikasinya dan menekan seminimal mungkin terhadap kelemahan-kelemahan metodologi studi tokoh.[2]









B.       Pengertian Penelitian Studi Tokoh
Riset atau penelitian secara etimolologi,  berasal dari bahasa Inggris, research, yaitu re yang berarti kembali atau berulang-ulang dan search berarti mencari, menjelajahi, menemukan makna.[3]  Menurut Kerlinger[4]  Penelitian adalah proses penemuan yang mempunyai karakteristik sistematis, terkontrol, empiris, dan mendasarkan pada teori dan hipotesis atau jawaban sementara.[5] Sedangkan menurut Tuckman penelitian adalah suatu usaha yang sistematis untuk menemukan jawaban ilmiah terhadap suatu masalah, sistematis artinya mengikuti prosedur atau langkah-langkah tertentu.[6] Selain itu penelitian didefinisikan sebagai: “Suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, dan usaha-usaha itu dilakukan dengan metode ilmiah”.
Sedangkan pengertian tokoh adalah seseorang yang terkemuka atau kenamaan dibidangnya, atau seseorang yang memegang peranan penting dalam suatu bidang atau aspek kehidupan tertentu dalam masyarakat. Seseorang tersebut berasal, dibesarkan, dan hidup dalam lingkungan masyarakat tertentu.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian studi tokoh adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan, mengumpulkan data-data dan informasi tentang seorang tokoh secara sistematik guna untuk meningkatkan atau menghasilkan informasi dan pengetahuan.
Studi tokoh yang ada selama ini dilakukan dalam dua bentuk. Pertama, sebagai bagian dari pendekatan sejarah (historical approach). yang bersangkutan. Kedua, studi ini sering kali dikelompokkan pada bidang yang dibicarakan oleh tokoh yang bersangkutan. Misalnya, jika seorang tokoh membicarakan tasawuf, maka studi ini dimasukkan pada pendekatan tasawuf.[7] Pengelompokan ini, ternyata mengalami kesulitan dalam penanganannya, sebab suatu studi tokoh memerlukan suatu analisis tersendiri yang tidak tercover dalam bidang ilmu yang digunakannya.


C.      Tujuan Penelitian Studi Tokoh
Tujuan studi ini pada umumnya adalah untuk mencapai suatu pemahaman tentang ketokohan seorang individu dalam suatu komunitas tertentu, melalui pandangan-pandangannya yang mencerminkan pandangan warga dalam komunitas yang bersangkutan.[8]
Adapun secara spesifik, tujuan studi tokoh adalah sebagai berikut:
1.   Memperoleh gambaran tentang persepsi, motivasi, aspirasi dan ambisi sang tokoh tentang bidang yang digelutinya.
2.   Memperoleh gambaran tentang teknik dan strategi yang digunakannya dalam melaksanakan bidang yang digelutinya.
3.   Memperolah gambaran tentang bentuk-bentuk keberhasilan sang tokoh terkait dengan bidang yang digelutinya.
4.   Dapat mengambil hikmah dan keberhasilan sang tokoh.
Di samping itu, studi tokoh juga sangat berguna bagi penelitian sosial-keagamaan, kerena mempunyai beberapa fungsi, antara lain:
1.    Data riwayat hidup seorang tokoh adalah penting untuk memperoleh pandangan orang dalam (insider’s view) mengenai gejala-gejala sosial keagamaan dalam suatu masyarakat melalui pandangan para warga sebagai partisipan dari masyarakat yang bersangkutan.
2.    Data riwayat hidup tokoh adalah penting untuk mencapai pemahaman tentang individu-individu warga masyarakat yang berperilaku lain (menyimpang) sebagai pendorong munculnya gagasan baru dan perubahan dalam masyarakat dan kebudayaan.
3.    Untuk memperolah pengertian mendalam tentang masalah-masalah psikologis yang tidak mudah diamati dari luar.
4.    Penting untuk mendapatkan gambaran lebih mendalam tentang rincian hal-hal yang tidak mudah diceritakan melalui metode wawancara berdasarkan pertanyaan langsung.[9]




D.      Kriteria Tokoh yang Diteliti
Salah satu tugas peneliti ketika hendak melakukan studi tokoh adalah melihat kelayakan orang yang hendak ditelitinya untuk dijadikan objek penelitian studi tokoh.[10]  Ketokohan seseorang paling tidak dapat dilihat dari tiga indikator. Pertama, integritas tokoh tersebut. Hal ini dapat dilihat dari kedalaman ilmunya, kepemimpinannya, keberhasilan dalam bidang yang digeluti hingga mempunyai kekhasan atau kelebihan dibanding orang-orang segenerasinya, dan juga dapat dilihat dari integritas moralnya. Kedua, karya monumentalnya, baik karya tulis, karya nyata dalam bentuk fisik maupun nonfisik yang bermanfaat  bagi masyarakat atau pemberdayaan manusia, baik sezaman maupun sesudahnya. Ketiga, kontribusinya dalam masyarakat yang dapat dirasakan oleh masyarakat, baik dalam bentuk pemikiran maupun aksinya.[11]
Ketiga indikator tersebut, ditambah satu indikator lagi, sebagaimana diungkapkan oleh Maimun dan Arief Furchan dalam bukunya yang berjudul  Studi Tokoh: Metode Penelitian Mengenai Tokoh, yaitu; ketokohannya diakui secara mutawatir. Artinya dengan segala kekurangan dan kelebihan sang tokoh, sebagian besar warga masyarakat memberikan apresiasi positif terhadapnya.[12]
E.       Eksistensi Studi Tokoh dalam Penelitian

1.       Studi Tokoh sebagai Bagian Penelitian Kualitatif
Studi tokoh merupakan salah satu jenis penelitian kualitatif. penelitian semacam ini dapat berbentuk studi kasus, multi kasus, multi situs, penelitian historis, penelitian kepustakaan, penelitian ekologi, penelitian fenomenologis, atau penelitian masa depan. Sehingga, kaidah-kaidah yang dibangun dalam studi tokoh mengikuti kaidah penelitian kualitatif.[13]
Penelitan kualitatif didefinisikan sebagai suatu proses yang mencoba untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai kompleksitas yang ada dalam interaksi manusia. Proses dalam penelitian kualitatif merupakan penekanan dalam penelitian kualitatif. Oleh karena itu, dalam melaksanakan penelitian, peneliti lebih fokus pada proses daripada hasil akhir.[14] Pendekatan ini langsung menunjukkan setting dan individu- individu dalam setting itu secara keseluruhan.[15] Dalam studi tokoh, metode yang digunakan untuk meneliti subjek penelitian akan mempengaruhi cara peneliti memandang subjek tersebut. Jika subjek dipandang peneliti berdasarkan angka atau kriteria tertentu, maka peneliti akan kehilangan sifat subjektif perilaku manusiawi sang tokoh. Melalui metodologi kualitatif, peneliti dapat mengenal lebih jauh dan mendalam mengenai sang tokoh secara pribadi dan melihat dia mengmbangkan definisinya tentang dunia dengan berbagai pemikiran, karya, perilaku yang dijalaninya.[16]
2.      Studi Tokoh dalam Kerangka Filosofis
Manusia itu makhluk historis, berkembang dalam pengalaman dan pikiran, bersama dengan lingkungan dan zamannya.[17] Sehingga dengan adanya filsafat akan dapat mencapai kebenaran yang utuh.[18]
Dalam perspektif filsafat ilmu, keabsahan studi tokoh sebagai salah satu metode penelitian dapat dianalisis dari sudut ontologi, epistemologi dan aksiologi.[19]
a.       Domain Ontologi (hakikat). Adapun sifat-siftnya:
1.      Alamiyah. maksudnya, studi tokoh dilakukan dengan apa adanya tanpa ada rekayasa ataupun manipulasi yang dilakukan peneliti terhadap sang tokoh  sehingga pikiran, tindakan dan karya sang tokoh merupakan realitas objektif sang tokoh itu sendiri.
2.      Induktif. Maksudnya, teori, fakta, konsep, prinsip dan prosedur yang dibangun peneliti berdasarkan pada data yang diperoleh dari sang tokoh.
3.      Process oriented. Maksudnya, dalam melakukan studi tokoh, peneliti harus cermat, teliti dan terus-menerus mengikuti studi tokoh, tanpa haruis mempertimbangkan hasil yang ingin dicapai.
4.      Komitmen bersama. Maksudnya, data yang diperoleh peneliti, sebelum dilaporkan secara lengkap, harus dirundingkan bersama dengan sang tokoh atau informan lainnya.
5.      Emik-etik. Maksudnya, dalam melakukan analisis, peneliti harus menempatkan sang tokoh dalam perspektif sosial budayanya, bukan perspektif peneliti sendiri.
6.      Verstehen. Maksudnya, peneliti diharapkan mampu mengeluarkan kembali, dalam pikirannya sendiri, perasaan, motif, dan pikiran-pikiran yang ada di balik tindakan sang tokoh.[20]
b.      Domain epistemologi (cara)
1.      Pendekatam historis. Studi tokoh pada dasarnya mengungkapkan sejarah seseorang. Oleh karena itu, studi tokoh harus menggunakan kaidah-kaidah kesejarahan yang tidak lepas dari ruang dan waktu beserta fakta-fakta sejarahnya.
2.      Pendekatan sosio-kultural-religius. Dalam melakukan studi tokoh, peneliti tidak bisa melepaskannnya dari konteks sosio-kultural-religi sang tokoh. Karena, pada dasarnya segala perasaan, pikiran, dan tindakan sang tokoh merupakan refleksi dari ketiganya.
3.      Prosedural. Studi tokoh harus dilakukan secara berurutan, baik dilihat dari urutan waktu maupun fokus studi.
4.      Partsipatoris. Keterlibatan peneliti dalam melekuakn studi harus partisipasif, apalagi jika sang tokoh yang menjadi subjek studi masih hidup.
5.      Deskriptif- kuaIlitatif.  Studi tokoh pada dasarnya merupakan penelitian deskriptif- kualitatif yang berusaha mnedeskripsikan sang tokoh berdasarkan data kualitatif.
6.      Reflektif. Dalam melakukan studi, peneliti harus mampu memberikan respon secara cepat baik berupa lisan maupun tulisan, sehingga persoalan di lapangan dapat diselesaikan secara cepat.
7.      In-depth (mendalam). Studi tokoh akan semakin bermakna, jika memfokuskan pada masalah- masalah spesifik mengenai kehebatan sang tokoh. Dengan demikian, studi yang dihasilkan akan lebih mendalam.
8.      Kritis analitis. Studi tokoh harus mampu mengungkapkan kelemahan dan kelebihan sang tokoh secara kritis, tanpa harus kehilangan objektif, serta menghindari pembunuhan karakter, agar tidak merusak nilai ilmiyah studi tokoh.
9.      Proposal- tentatif. Studi tokoh tidak mensyaratkan bahwa proposal harus diikuti secara kaku. Jika kemudian di lapangan ditemukan masalah baru yang lebih menarik, spesifik dan potensial, maka proposal dapat diubah.[21]
c.       Domain aksiologi (nilai guna)
1)      Keteladanan. Orang-orang yang membaca hasil studi tokoh harus dapat mengambil hikmah dari tindakan-tindakan sang tokoh yang bernilai positif, sehinggga dapat dijadikan teladan dalam kehidupan dan pengembangan keilmuan.
2)      Intropeksi. Bagi tokoh yang masih hidup, studi yang dilakukan peneliti akan dapat dijadikan bahan intropeksi bagi dirinya dalam melakukan aktifitas kehidupan berkaitan dengan ilmu dan keahlian yang dimilikinya. Bagi peneliti, sebagai intropeksi jika ada kejanggalan dari umumnya.
3)      Memberikan sumbangan keilmuan. Hasil studi tokoh harus menghasilkan khazanah ilmu tertentu, baik dalam konsep, bentuk, fakta, prinsip, prosedur, teori maupun model yang dapat menjadi acuan pengambangan keilmuan selanjutnya.[22]

3.      Studi Tokoh dalam Perspektif Ilmu Sosial
Studi tokoh atau life history dalam ilmu sosial digunakan sebagai pendekatan untuk melihat bagaimana reaksi, tanggapan, interpretasi dan pandangan dari masyarakat terhadap masyarakat itu sendiri. Dengan pemahaman melalui life history, seorang peneliti akan dapat memperdalam pengertianya secara kualitatif mengenai rincian persoalan yang sedang dipelajarinya dari orang, kelompok atau warga tertentu yang tidak dapat diperoleh dari sekedar wawancara, observasi atau dengan menggunakan kuisioner.[23] Untuk itu, diperlukan penggalian data secara serius dan komprehensif dengan berbagai metode dan instrumen.
Rincian persoalan tersebut tidak terlepas dari karakteristik persoalan sosial yang memang sangat kompleks dan rumit, yang disebabkan bukan semata-mata factor  eksternal, tetapi juga faktor internal, yaitu orang yang menjadi bagian dari komunitas tersebut.[24] Banyak orang yang kebetulan menjadi tokoh atau ditokohkan dalam komunitas tertentu, tidak mau menceritakan secara terbuka mengenai persoalan dirinya, khususnya persoalan yang berkaitan dengan perspektif negatif, hanya untuk menjaga kewibawaan dirinya dalam komunitas tersebut. Padahal data tersebut penting dalam studi tokoh.[25] Selain itu, ilmu sosial diterapkan dalam rangka mencari kebenaran objektif, yaitu upaya mencari kebenaran tentang realitas, bukan secara teori saja.[26]

F.       Pendekatan Studi Tokoh
Dalam batas-batas tertentu, studi tokoh mempunyai kesamaan-kesamaan dengan studi kasus. Bahkan dalam antropologi, studi kasus yang digunakan pada umumnya adalah studi tokoh, terutama apabila peneliti berhadapan dengan seorang informan yang kebetulan tidak punya karya yang berbentuk dokumen, sehingga data yang diperoleh lebih banyak dari hasil wawancara.[27] Studi kasus yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data melalui wawancara ini sebenarnya identik dengan studi tokoh. Bedanya adalah, dalam studi tokoh, penggalian informasi kepada seseorang bersifat lebih mendalam dan terfokus pada persoalan yang berkaitan dengan suatu bidang keilmuan tertentu.[28]
Sehubungan dengan hal tersebut, pendekatan yang digunakan dalam studi tokoh adalah sebagai berikut:
1.    Pendekatan tematis (Tipical Appoarch)
Aktivitas seseorang dideskripsikan berdasarkan sejumlah tema / topik yang menggunakan konsep-konsep yang biasanya dipakai untuk mempelajari suatu bidang keilmuan tertentu, misalnya studi tokoh mengenai pemikiran hukum Islam di Indonesia dan sebagainya. Pendekatan ini bersifat analitis, sehingga dapat membedakan antara pemikiran sang tokoh dari pemikiran tokoh lain dalam suatu bidang keilmuan tertentu.[29]
2.    Pendekatan otobiografi
Pendekatan ini sangat luas dan intensif dari masing-masing tokoh.[30] Teknik ini digunakan untuk memahami sang tokoh berdasarkan pendapat tokoh lain yang mempunyai disiplin keilmuan yang sama atau berbeda. Prinsipnya adalah baik yang dinilai maupun yang menilai adalah sama-sama tokoh. Pandangan bebas dar masing-masing tokoh trhadap sang tokoh yang menjadi fokus studi dapat membantu kesahihan dan keandalan data yang diperoleh dari teknik ini.[31]
3.    Pendekatan masalah khusus
Pendekatan ini bertujuan untuk mempelajari secara intensif suatu masalah khusus atau kejadian luar biasa atau kejadian gawat yang menyangkut tokoh. Bagaimana sang tokoh menghadapi masalah persoalan baru yang sangat khusus dan bahkan luar biasa itu? [32]


4.    Pendekatan contruction of days
Pendekatan ini tidak terbatas pada cerita mengenai apa yang dialami sang tokoh pada hari kemarin, tetapi dapat juga dipilah hari-hari tertentu secara acak, misalnya hari-hari biasa saja tanpa kejadian luar biasa. Namun, dapat pula dipilih hari-hari yang luar biasa bagi tokoh, seperti har-hari saat menghadapi masa sulit dalam hidup sang tokoh, saat masa keemasan dalam karir dan hidup sang tokoh dan seterusnya. Dengan kata lain, pendekatan ini lebih memfokuskan pada hari-hari tertentu yang mempunyai nilai historis bagi tokoh selama karir atau hidupnya.[33]

G.      Cara Melaksanakan Studi Tokoh

1.      Persyaratan Studi Tokoh
Ada tiga persyaratan penting dalam melakukan studi tokoh, yaitu:
a.    Sistematis. Artinya, dilaksanakan menurut aturan atau pola tertentu dan prosedural, artinya studi tokoh dilakukan dari tahap ke tahap, yang masing-masing tahapan mempunyai konsekuensi dan implikasi sendiri-sendiri. Misalnya, dari yang paling sederhana menuju ke yang paling kompleks, dari yang khusus ke paling umum, atau sebaliknya.
b.    Terencana. Artinya, dilaksanakan dengan adanya unsur kesengajaan dan melelui pemikiran yang serius, sehingga dari awal sudah dipikirkan beberapa peluang dan tantangan, serta faktor pendukung dan penghambat yang mungkin terjadi. Termasuk dalam penyusunan ini adalah penyusunan proposal.[34] Manfaat proposal ini adalah dapat menyediakan dasar bagi pemikiran peneliti. Materi proposal juga bisa dijadikan pembanding bila terjadi hasil penelitian yang berbeda dengan yang direncanakan atau diharapkan.[35] Proposal harus menggambarkan secara menyeluruh proses atau prosedur studi, mulai dari konteks studi, fokus studi, tujuan dan manfaat studi, metode studi dan sistematika laporan.[36]
c.    Mengikuti kaidah-kaidah ilmiyah. Artinya, mulai dari awal dampai akhir kegiatan, studi harus mengikuti cara-cara ilmiyah yang telah ditentukan. Cara ilmiyah tersebut dilukiskan sebagai proses dimana studi tokoh bertolak dari pengkajian bidang keilmian tertentu menuju pada sang tokoh yang mempunyai bidang keilmuan yang dimaksud. Kemudian secara selektif, peneliti menentukan implikasi logis pengembangan ilmu tersebut. Peneliti menarik kesimpulan kelemahan dan kelebihan tokoh dari data yang terkumpul.[37]
2.      Prosedur Studi Tokoh
Prosedur adalah suatu rangkaian metode yang telah menjadi pola tetap dalam melakukan suatu pekerjaan yang merupakan suatu kebulatan.
Secara umum, prosedur studi tokoh, meliputi langkah-langkah berikut:
a.    Menentukan persoalan bidang keilmuan yang dianggap penting. Kecenderungan yang keliru selama ini dalam studi tokoh adalah menentukan tokohnya terlebih dahulu. Padahal seharusnya, kita harus menentukan bidang keilmuannya terlebih dahulu, sehingga kita tidak hanyut dalam tokoh, melainkan dapat mengambil beberapa tokoh yang relevan dengan studi tersebut.
b.    Memilih tokoh. Dalam hal ini kita dapat memilih lebih dari satu tokoh. Dengan demikian, diharapkan pemilihan tokoh tersebut benar-benar didasarkan pada seleksi ilmiyah, bukan pada hubungan primordial atau emosional semata.
c.    Menentukan persoalan bidang keilmuan yang dianggap penting. Peneliti menghimpun berbagai informasi mengenai sang tokoh sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber dan karya yang telah dihasilkannya untuk menentukan kelebihan dan kelemahan sang tokoh.
d.   Menentukan fokus studi. Peneliti memilih keistimewaan sang tokoh di bidang keilmuan tertentu yang sangat signifikan untuk dikembangkan dan mampu memberikan pengaruh pada pengembangan keilmuan, berdasarkan pertimabangan keilmuan yang menjadi perhatian peneliti.
e.    Menentukan instrumen studi. Misalnya, dengan panduan observasi, pedoman wawancara dan catatan dokumen.
f.     Melaksanakan studi. Maksudnya, menghimpun data dan fakta mengenai keistimewaan tokoh secara mendalam dan komprehensif berdasarkan fokus studi yang telah ditentukan., sekaligus diadakan analisis secara konseptual.
g.    Pengecekan keabsahan data. Kegunaannya adalah untuk membangun keyakinan bahwa data yang diperoleh benar-benar dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiyah, sehingga dibutuhkan uji validasi data.
h.    Menarik kesimpulan. Berdasarkan data dan fakta yang diperoleh, peneliti kemudian mengambil suatu kesimpulan yang mencerminkan keistimewaan sang tokoh dalam bidang keilmuan tertentu, sesuai fokus yang telah ditentukan.[38]

3.      Pengumpulan Data
a.       Prosedur Pengumpulan Data
1)      Tahap orientasi. Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan data secara umum tentang sang tokoh untuk mencari hal-hal menarik dan penting untuk diteliti.
2)      Tahap eksplorasi. Pada tahap ini, pengumpulan data dilakukan lebih terarah sesuai dengan fokus studi, dilanjutkan dengan melakukan kegiatan lapangan dengan mengumpulkan data sesuai dengan fokus studi.
3)      Tahap studi terfokus. Pada tahap ini, peneliti mulai melakukan studi secara mendalam yang terfokus pada masalah keberhasilan, keunikan dan karya sang tokoh yang dianggap penting dan mempunyai pengaruh signifikan pada masyarakat.[39]
b.      Metode Pengumpulan Data
Berdasarkan prosedur studi tersebut, dapat dikatakan bahwa studi tokoh pada umumnya menggunakan tiga metode pengumpulan data, yaitu wawancara, dokumentasi dan observasi partisipasi, yang dilakukan secara berulang-ulang sesuai dengan pertanyaan yang muncul pada saat tertentu.[40]
1)        Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan sebuah percakapan antara dua orang atau lebih yang dilakukan oleh peneliti kepada subjek atau informan penelitian untuk mendapatkan jawaban.[41] Metode wawancara yang yang digunakan dalam studi tokoh dapat dilakukan dengan wawancara tidak terstruktur atau wawancara mendalam.[42] Wawancara tidak terstruktur menurut Danandjaja dibagi menjadi dua, yaitu wawancara terarah dan wawancara tidak terarah.[43]
Melalui wawancara terarah ini, diharapkan dapat diungkap berbagai persoalan yang berkaitan dengan studi fokus. Sementara dari wawancara tidak terarah, diharapkan dapat diungkap berbagai informasi yang dapat mendukung data yang diperoleh melalui wawancara terarah.[44] Untuk mendukung wawancara tidak terstruktur, dapat juga dilakukan wawancara sambil lalu (casual interview), dimana informan tidak diseleksi terlebih dahulu dan wawancara ini dilakukan secara informal dan spontanitas.[45]
Wawancara hendaknya dilakukan secara terbuka (open-ended) untuk menggali ide, pendapat dan pandangan sng tokoh. Wawancara sebaiknya dilakukan pada waktu dan konteks yang tepat untuk mendapatkan data yang akurat dan berulang kali sesuai dengan keperluan (indepth-interview).[46]
Wawancara dapat dilakukan secara langsung maupun tidk langsung. Wawancara langsung dilakukan pada tokoh yang masih hidup, sedangkan wawancara tidak langsung dilakukan untuk tokoh yang telah meninggal ataupun masih hidup dengan informan yang dianggap tahu tentang tokoh tentang aktivitas dan produktivitas sang tokoh.[47]
2)        Dokumentasi
Adalah teknik pengumpulan data dari berbagai dokumen yang dapat berbentuk tulisan, gambar atau karya monumental.[48] Dengan dokumentasi, peneliti dapat mencatat karya-karya yang dihasilkan sang tokoh selama ini atau tulisan-tulisan orang lain yang berkaitan dengan tokoh.[49]
3)        Observasi (partisipasi)
Merupakan salah satu teknik pengumpulan data, yaitu peneliti terlibat dengan kegiatan-kegiatan sehari-hari orang yang diamati.[50] Peneliti berusaha mengikuti secara intensif kegiatan sang tokoh, agar momen-momen penting yang secara insidental dilakukan sang tokoh dapat direkam, karena tidak menutup kemungkina tokoh melakukan aktivitas sesuai dengan keahliannya yang relevan dengan fokus studi.[51]
Proses pengumpulan data dengan ketiga metode ini hendaknya dilakukan secara teru-menerus. Proses pengumpulan data berakhir, manakala data yang diperoleh dari berbagai sumber data, tampak sudah tidak berkembang lagi (sudah tidak ada lagi informasi baru yang muncul, disebut dengan titik kejenuhan data.[52]
4.      Analisis Data
Analisis data adalah kegiatan mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode/tanda dan mengkategorikan data sehingga dapat ditemukan dan dirumuskan hipotesis kerja berdasarkan data tersebut.[53]
Analisis data dalam studi tokoh ini dilakukan sejak awal penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan penyempurnaan proposal atau desain bila dipandang perlu, memudahkan penemuan teori, dan memudahkan penetapan tahapan-tahapan pengumpulan data berikutnya.[54] Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
a.         Menentukan pola atau tema tertentu. Peneliti berusaha menangkap karakter pemikiran sang tokoh dengan melihat pada dimensi keilmuan sang tokoh.
b.        Mencari hubungan logis antara pemikiran sang tokoh dalam berbagai bidang, sehingga dapat ditemukan alasan mengenai pemikiran tersebut.
c.         Mengklasifikasikan  dalam arti membuat pengelompokkan pemikiran sang tokoh.
d.        Mencari generalisasi gagasan yang spesifik.[55]
5.      Pengecekan Keabsahan Data
Sebagaimana penelitian pada umumnya, studi tokoh haruslah dilaksanakan untuk memberikan kontribusi pada pengembangan keilmuan, artinya nilai temuannya cukup penting atau berarti.[56] Pengecekan keabsahan data dapat dilakukan dengan empat cara, yaitu:
a.    Kredibilitas data
Adalah upaya peneliti untuk menjamin kesahihan data dengan mengkonfirmasikan data yang diperoleh kepada subjek penelitian. Tujuannya adalah untuk membuktikan bahwa apa yang ditemukan peneliti sesuai dengan yang sesungguhnya dan sesuai dengan yang dilakukan subjek penelitian.[57] strateginya meliputi perpanjangan pengamatan, ketekunan penelitian, triangulasi (mengecek keabsahan data dengan memanfaatkan berbagai sumber dari luar data sebagi bahan perbandingan), diskusi teman sejawat, analisis kasus negatif dan membercheking.[58]

b.    Transferabilitas Data
Dilakukan dengan cara memberikan kesempatan kepada semua orang untuk membaca laporan penelitian sementara yang telah dihasilkan oleh peneliti, kemudian pembaca diminta untuk menilai substansi penelitian tersebut dalam kaitannya dengan fokus penelitian.[59]
c.    Dependabilitas Data
Untuk menghindari kesalahan dalam menformulasikan hasil penelitian, maka kumpulan dan dan interpretasi data yang telah ditulis, dikonsultasikan dengan berbagai pihak untuk ikut memeriksa hasil studi yang dilakukan peneliti, agar temuan studi dapat diandalkan dan dipertanggungjawabkan secara ilmiyah.[60]
d.   Konfirmabilitas Data
Digunakan untuk menilai hasil studi, terutama berkaitan dengan deskripsi temuan studi dan diskusi hasil studi.[61]
6.      Laporan Studi Tokoh
Setelah data terkumpul, kemudian dilaporkan. Laporan studi tokoh berbeda dengan boigrafi atau otobiografi pada umumnya. Meskipun sama-sama mengungkap tokoh, studi tokoh harus tampak lebih ilmiyah.
Adapun sistematika laporannya sebagai berikut:
a.       Halaman permulaan
1)      Halaman judul
2)      Halaman pengesahan
3)      Ucapan terima kasih atau kata pengantar
4)      Abstrak
5)      Daftar isi
6)      Daftar table/ gambar (jika ada)
b.      Batang tubuh
1)      Pendahuluan:
a)      Konteeks studi
b)       Focus dan ruang lingkup studi
c)      Tujuan studi
d)     Manfaat studi
e)      Metode studi
f)       Sistematika laporan
2)      Riwayat hidup tokoh
a)      Riwayat kehidupan (identitas diri)
b)       Riwayat pendidikan
c)      Jabatan / pekerjaan yang pernah diemban (jabatan formal maupun non formal)
d)     Kegiatan yang pernah diikuti
3)      Paparan data studi
a)      Papaan berkaitan dengan focus studi yang pertama
b)      Papaan berkaitan dengan focus studi yang kedua, dan seterusnya
4)      Pembahasan studi
a)      Pembahasan focus studi yang pertama
b)      Pembahasan focus studi yang kedua dan seterusnya
5)      Simpulan dan saran
a)      Simpulan
b)      Saran ( kepada sang tokoh dan pembaca).













KESIMPULAN


1.        Penelitian studi tokoh adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan, mengumpulkan data-data dan informasi tentang seorang tokoh secara sistematik guna untuk meningkatkan atau menghasilkan informasi dan pengetahuan.
2.        Tujuan studi tokoh adalah:
a.       Memperoleh gambaran tentang persepsi, motivasi, aspirasi dan ambisi sang tokoh tentang bidang yang digelutinya.
b.      Memperoleh gambaran tentang teknik dan strategi yang digunakannya dalam melaksanakan bidang yang digelutinya.
c.       Memperolah gambaran tentang bentuk-bentuk keberhasilan sang tokoh terkait dengan bidang yang digelutinya.
d.      Dapat mengambil hikmah dan keberhasilan sang tokoh.
3.        Ketokohan seseorang paling tidak dapat dilihat dari tiga indikator. Pertama, integritas tokoh tersebut. Hal ini dapat dilihat dari kedalaman ilmunya, kepemimpinannya, keberhasilan dalam bidang yang digeluti hingga mempunyai kekhasan atau kelebihan dibanding orang-orang segenerasinya, dan juga dapat dilihat dari integritas moralnya. Kedua, karya monumentalnya, baik karya tulis, karya nyata dalam bentuk fisik maupun nonfisik yang bermanfaat  bagi masyarakat atau pemberdayaan manusia, baik sezaman maupun sesudahnya. Ketiga, kontribusinya dalam masyarakat yang dapat dirasakan oleh masyarakat, baik dalam bentuk pemikiran maupun aksinya. Keempat, ketokohannya diakui secara mutawatir. Artinya dengan segala kekurangan dan kelebihan sang tokoh, sebagian besar warga masyarakat memberikan apresiasi positif terhadapnya.
4.        Pendekatan yang digunakan dalam studi tokoh adalah sebagai berikut:
a.       Pendekatan tematis (Tipical Appoarch). Aktivitas seseorang dideskripsikan berdasarkan sejumlah tema / topik yang menggunakan konsep-konsep yang biasanya dipakai untuk mempelajari suatu bidang keilmuan tertentu, misalnya studi tokoh mengenai pemikiran hukum Islam di Indonesia dan sebagainya.
b.      Pendekatan otobiografi. Teknik ini digunakan untuk memahami sang tokoh berdasarkan pendapat tokoh lain yang mempunyai disiplin keilmuan yang sama atau berbeda. Prinsipnya adalah baik yang dinilai maupun yang menilai adalah sama-sama tokoh.
c.       Pendekatan masalah khusus. Pendekatan ini bertujuan untuk mempelajari secara intensif suatu masalah khusus atau kejadian luar biasa atau kejadian gawat yang menyangkut tokoh. Bagaimana sang tokoh menghadapi masalah persoalan baru yang sangat khusus dan bahkan luar biasa itu?
d.      Pendekatan contruction of days. Pendekatan ini tidak terbatas pada cerita mengenai apa yang dialami sang tokoh pada hari kemarin, tetapi dapat juga dipilah hari-hari tertentu secara acak.
5.        Cara Melaksanakan Studi Tokoh
a.       Persyaratan Studi Tokoh yaitu sistematis, terencana dan mengikuti kaidah-kaidah ilmiyah. Prosedur studi tokoh: 1) menentukan persoalan bidang keilmuan yang dianggap penting  2) memilih tokoh 3) Menentukan persoalan bidang keilmuan yang dianggap penting 4) menentukan fokus studi 5) menentukan instrumen studi 6) melaksanakan studi 7) pengecekan keabsahan data 8) menarik kesimpulan.
b.      Pengumpulan data ada tiga tahap, yaitu tahap orientasi, tahap eksplorasi dan tahap penelitian terfokus. Ada tiga metode dalam pengumpulan data, yaitu wawancara, dokumentasi, dan observasi.
c.       Analisis data. Adapun langkah-langkahnya:  1) Menentukan pola atau tema tertentu. 2) Mencari hubungan logis antara pemikiran sang tokoh dalam berbagai bidang, sehingga dapat ditemukan alasan mengenai pemikiran tersebut. 3) Mengklasifikasikan  dalam arti membuat pengelompokkan pemikiran sang tokoh. 4) Mencari generalisasi gagasan yang spesifik
d.      Pengecekan keabsahan data dapat dilakukan dengan empat cara, yaitu kredibilitas, transferabilitas, dependabilitas dan konfirmabilitas data.
e.       Laporan studi tokoh. Setelah data terkumpul, kemudian dilaporkan. Laporan studi tokoh berbeda dengan biografi atau otobiografi pada umumnya. Meskipun sama-sama mengungkap tokoh, studi tokoh harus tampak lebih ilmiyah.







DAFTAR PUSTAKA


Assegaf, Abd. Rachmad. Desain Riset Sosial-Keagamaan: Pendekatan Integratif-Interkonektif. Yogyakarta: Gama Media, 2007.
Bakker, Anton. Metodologi Penelitian Filsafat. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1990.
Bungin, Burhan. Analisis Data Penelitian Kualitatif, Pemahaman Filisofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003.
Burgess, R.G. Strategies of Educational Research: Qualitative Methods. London: The Falmer Press, 1985.
Danandjaja, J.  Antropologi Psikologi: Teori, Metode dan Sejarah Perkembangannya. Jakarta: Rajawali Press, 1988.
-----------------. Foklor Indonesia, Ilmu Gosip, Dongeng dan Lain-lain. Jakarta: Gratifi Press, 1984.
Danim, Sudarwan. Menjadi Peneliti Kualitatif: Ancangan Metodologi, Presentasi, dan Publikasi Hasil Penelitian untuk Mahasiswa dan Peneliti Pemula Bidang Ilmu-Ilmu Sosial, Pendidikan, dan Humaniora. Bandung: Pustaka Setia, 2002.
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011.
Furchan, Arief.  Pengantar Metode Penelitian Kualitatif. Surabaya: Usaha Nasional, 1992.
-----------------, Arief. Study Tokoh: Metode Penelitian Mengenai Tokoh. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.
Hadi, Sutrisno. Metodologi Reseach. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psycologi Universitas Gajah Mada, 1996.
Harahap, Syahrin. Metodologi Studi Tokoh Pemikiran Islam. Jakarta: Prenada Media Group, 2011.
Maleong, Lexi J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990.
Nasution, S. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito, 1988.
Sarwono, Jonathan.  Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu, 2006.
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitaf, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2006.




[1]Arief Furchan dan Agus Maimun, Study Tokoh: Metode Penelitian Mengenai Tokoh (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), h. 5.
[2] Syahrin Harahap, Metodologi Stui Tokoh Pemikiran Islam, (Jakarta: Prenada Media, 2011). h. 4.
[3]Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif: Ancangan Metodologi, Presentasi, dan Publikasi Hasil Penelitian untuk Mahasiswa dan Peneliti Pemula Bidang Ilmu-Ilmu Sosial, Pendidikan, dan Humaniora (Bandung: Pustaka Setia, 2002), h. 25.
[4] Freed N Kerlinger, Asas-Asas Penelitian Behavioral, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2010)
[5]Muhtar Syafa’at, Penelitian Tokoh (online). http://pengembara9ilmu. blogspot. Com / 2012/09/penelitian-tokoh.html, diakses  26 Oktober 2016.
[6]Sutrisno Hadi, Metodologi Reseach. (Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psycologi Universitas Gajah Mada, 1996). h. 16.
[7]Syahrin Harahap, Metodologi Studi Tokoh Pemikiran Islam (Jakarta: Prenada Media Group, 2011), 4.
[8]Furchan., Studi Tokoh, h. 6-7.
[9]  Ibid., 9-10
[10]Syahrin Harahap, Metodologi Studi Tokoh Pemikiran Islam, h. 7.
[11] Ibid., 8.
[12]Furchan, Studi Tokoh, 13.
[13]Ibid., h. 15.
[14]Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif (Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu, 2006), h. 193.
[15] Furchan, Studi Tokoh, h.  15.
[16] Ibid., h. 16.
[17]Anton Bakker dan Achmad Charris Zubair, Metodologi Penelitian Filsafat (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1990), h. 47.
[18] Ibid., h. 46.
[19]Syahrin Harahap, Metodologi Studi Tokoh Pemikiran Islam, h. 7.
[20]Arief Furchan, Pengantar Metode Penelitian Kualitatif (Surabaya: Usaha Nasional, 1992), h. 36.
[21]Furchan, Studi Tokoh, h. 27-28.      
[22]Ibid., h. 28-29.
[23]Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Pemahaman Filisofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), h. 109-110.
[24]Furchan, Studi Tokoh, h. 31.
[25]Ibid., h. 32.
[26]Abd. Rachmad Assegaf, Desain Riset Sosial-Keagamaan: Pendekatan Integratif-Interkonektif (Yogyakarta: Gama Media, 2007), h. 2.
[27]Furchan, Studi Tokoh, h. 33-34.
[28]Ibid., h. 34.
[29]Bungin, Analisis Data Penelitian, h. 115.
[30]Ibid., h. 116
[31]Furchan, Studi Tokoh, h. 35.
[32]Ibid., h. 36.
[33]Ibid., h. 36-37.
[34]Ibid., h. 40.
[35]Assegaf, Desain Riset, h. 188.
[36]Furchan, Studi Tokoh, h. 40.
[37]Ibid., h. 40-41.
[38]Ibid., h. 41-45.
[39]Ibid., h. 47-49.
[40]Ibid., h. 50.
[41]Danim, Menjadi Peneliti, h. 130.
[42]R.G. Burgess, Strategies of Educational Research: Qualitative Methods (London: The Falmer Press, 1985), h. 55.
[43]J. Danandjaja, Foklor Indonesia, Ilmu Gosip, Dongeng dan Lain-lain (Jakarta: Gratifi Press, 1984), h. 34.
[44]Furchan, Studi Tokoh, h. 51.
[45]J. Danandjaja, Antropologi Psikologi: Teori, Metode dan Sejarah Perkembangannya (Jakarta: Rajawali Press, 1988), h. 103. 
[46]Furchan, Studi Tokoh, h. 52.
[47]Ibid., h. 52-53.
[48]Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitaf, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2006), h. 329.
[49]Furchan, Studi Tokoh, h. 54.
[50]Sugiono, Metode Penelitian, h. 310.
[51]Furchan, Studi Tokoh, h. 56.
[52]Ibid., h. 57.
[53]Lexi J. Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990), h. 10.
[54]Furchan, Studi Tokoh, h. 59.
[55]Ibid.,h. 60-62.
[56]Ibid., h. 75.
[57]S. Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif (Bandung: Tarsito, 1988), h. 105-108.
[58]Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011), h. 80.
[59]Furchan, Studi Tokoh, h. 81.
[60]Ibid., h. 82.
[61]Ibid., h. 83.

1 comment:


  1. Awalnya aku hanya mencoba main togel akibat adanya hutang yang sangat banyak dan akhirnya aku buka internet mencari aki yang bisa membantu orang akhirnya di situ lah ak bisa meliat nmor nya AKI NAWE terus aku berpikir aku harus hubungi AKI NAWE meskipun itu dilarang agama ,apa boleh buat nasip sudah jadi bubur,dan akhirnya aku menemukan seorang aki.ternyata alhamdulillah AKI NAWE bisa membantu saya juga dan aku dapat mengubah hidup yang jauh lebih baik berkat bantuan AKI NAWE dgn waktu yang singkat aku sudah membuktikan namanya keajaiban satu hari bisa merubah hidup ,kita yang penting kita tdk boleh putus hasa dan harus berusaha insya allah kita pasti meliat hasil nya sendiri. siapa tau anda berminat silakan hubungi AKI NAWE Di Nmr 085--->"218--->"379--->''259'

    ReplyDelete